Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Nasional Inggris Butuh Giorgio Chiellini?

21 Maret 2018   16:40 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:44 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa dari semua bek sentral di timnas Inggris yang mampu menampilkan performa seperti yang ditunjukkan Chiellini dalam 20 menit akhir kontra Spurs di Wembley ? Tak ada yang mendekatinya!".

"Di mana Chiellini-nya Inggris?" tulis Jamie Carragher dalam di The Telegraph.

Bek Juventus, Chiellini memang tampil epik dalam pertandingan yang dimenangkan oleh Juventus 2-1 tersebut. Selain tampil lugas dan cerdas, Chiellini mampu memompa semangat timnya ketika ditekan lawan. 

Salah satu yang pasti diingat oleh Carragher adalah ketika Chiellini berhasil bola umpan Son Heung Min yang melaju  mulus dan siap disambut tendangan Harry Kane. Sesudah itu, Chiellini dan Buffon saling membenturkan kepala, saling menyemangati khas Juventus.

Lupakan dulu pertandingan itu. Menjelang perhelatan Piala Dunia 2018 nanti, pendapat Carragher patut menjadi perhatian. Bukan hanya karena dia adalah seorang pandit, tetapi dia adalah mantan pemain timnas Inggris dengan 30 caps dan juga berposisi sebagai seorang bek. Pada masanya (1999-2010), timnas Inggris memiliki lini belakang khususnya bek tengah yang terbilang kuat. Ada nama Rio Ferdinand, Martin Keown, Sol Campbell hingga pelatih timnas sekarang, Gareth Southgate.

Bandingkan dengan bek tengah di lini belakang skuad timnas Inggris sekarang. Tertinggal nama-nama seperti Gary Cahill (Chelsea), Phil Jones (Manchester United), Chris Smalling (Manchester United), John Stones (Manchester City).  Sudah cukup ampuh?. Menurut Carragher, jauh dari kata cukup. Saya ikut setuju dengan pendapat Carragher.

Paling tidak ada dua alasan kekinian yang dijadikan dasar dari pendapat saya. Pertama, gagalnya MU dan Chelsea melaju ke 8 besar Liga Champions. Bukan mengesampingkan fakta bahwa Barcelona dan Sevilla memang pantas lolos, namun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor kegagalan dari MU dan Chelsea adalah lemahnya bek tengah mereka, terkhususnya bek asal Inggris.

Cahill, Jones, Smalling, Luke Shaw sering kesulitan ketika berhadapan dengan pemain-pemain dari kesebelasan dari negara lain di kompetisi itu. Hal ini memang menjadi concern dari pelatih Antonio Conte di Chelsea dan Mourinho di MU. Conte berulang kali memohon untuk dibelikan bek berkelas seperti Bonnuci, karena sudah  muak dengan penampilan Cahill yang angin-anginan. 

Sedangkan di MU, Mourinho sudah memasukan Jones, Smalling dan Luke Shaw dalam daftar jual mereka. 

Kedua, bek tengah timnas Inggris tidak mendapat tempat utama di klubnya. Dari klub Inggris  yang lolos ke perempat final Liga Champions, Manchester City dan Liverpool, paling tidak hanya John Stones (City) yang mampu membanggakan Ratu Inggris. Meski harus bersaing dengan Nicolas Otamendi dan Vincent Kompany.

Selebihnya, klub-klub itu mengandalkan bek-bek tengah bayaran dari negara lain. Seperti Lovren (Kroasia), Otamendi (Argentina) atau Kompany (Belgia).   Di tengah ironi negara yang mengaku sebagai ibunya sepak bola itu, posisi Cahill di Chelsea bahkan harus disingkirkan anak muda Denmark, Andres Christensen. 

Para stranieri, pemain asing  dari negara lain itu menjadi tuan rumah di EPL, kompetisi yang dibanggakan oleh orang Inggris. Saya bahkan sempat hampir tak percaya, Maya Yoshida (Jepang) menjadi pemain inti dari Southampton bahkan sempat berduet dengan Virgil Van Dijk (Belanda) yang akhirnya menjadi bek termahal di Inggris.

Jeda Internasional Kesempatan Untuk Menguji Timnas Inggris

Tim Nasional Inggris I Gambar : Bleacherrreport
Tim Nasional Inggris I Gambar : Bleacherrreport
Persoalan ini bagi beberapa pihak akan menjadi lumrah, karena alasan tertentu. Inggris boleh krisis di bek tengah, tetapi jika tajam di depan maka tak menjadi masalah. Ketika Inggris kehilangan sosok bek tengah yang ampuh, di lini depan Inggris berhasil menghasilkan pemain depan hebat dalam diri Harry Kane dan Delle Alli. 

Berbeda dengan Italia, yang jago produksi bek-bek tengah hebat, namun lemah dalam regenerasi pemain depan. Sesudah Chiellini antri Rugani, Caldara dan Romagnoli. Namun di depan, Italia tak punya penyerang hebat sesudah jaman Totti dan Del Piero. Hal inilah salah satu faktor utama, kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2018.

Lalu bagaimana Inggris akan tampil di Piala Dunia 2018 Rusia nanti?. Inggris pastinya kehilangan balance, tidakseperti Spanyol dan Perancis yang seimbang di tiap lini. Artinya, jika harus memilih, Inggris terpaksa harus bermain seperti Brazil atau Belanda . Total menyerang.

Dengan  kelebihan mereka di lini depan, Inggris harus mampu untuk memaksimalkan kemampuan Harry Kane dan Delle Ali agar dapat membobol gawang lawan lebih banyak dari jumlah kebobolan di gawang mereka. Sederhanya seperti itu, namun jika tidak berhasil, maka Inggris bisa pulang lebih cepat.  

Di Piala Dunia nanti, Inggris diprediksi akan mudah lolos dari Grup G. Inggris yang tergabung  dengan Belgia, Panama dan Tunisia, diprediksi akan lolos bersama Belgia. Panama dan Tunisia diprediksi akan sulit membendung Belgia dan Inggris.

Namun, sesudah itu, Inggris sudah akan berhadapan dengan tim yang lebih hebat, lebih mampu bertahan dan menyerang dengan hebat.

Mungkin karena itulah, evaluasi terakhir diperlukan oleh timnas Inggris, untuk melihat seberapa kuat mereka dalam menyerang dan kelemahan mereka dalam bertahan. Pas sekali dengan kebutuhan Inggris, pada jeda Internasional pada 24 Maret dan 28 Maret, Inggris akan berujicoba melawan Belanda dan Italia.

Melawan Belanda nanti, Inggris dapat menguji para bek mereka, karena Belanda  bertipe lebih menyerang  dan ketika melawan Italia, Inggris dapat menguji para penyerang menggempur cattenacio ala Italia. Jika kedua uji coba ini berjalan sesuai skenario, maka Inggris akan bertambah percaya diri lagi menyambut Piala Dunia 2018.

Kembali ke Chiellini. Sampai kapan Inggris dapat melahirkan Chiellini di Inggris?. Salah satu yang perlu digarisbawahi adalah mental pemenang Chiellini. Bek Juventus ini terbentuk mental pemenang karena biasa melewati partai-partai besar di Juventus maupun timnas. 

Artinya, Inggris butuh melahirkan bek tengah yang muncul dari klub yang menjuarai sesuatu. Misalnya seperti John Terry yang pernah membawa Chelsea juara Liga Champions. Sekarang kemungkinan itu tinggal menjadi milik John Stones ( City), meski di City masih ada Kyle Walker dan Sterling, tetapi Stones akan menjadi sorotan dalam pembahasan bek tengah ini.

Mampukah Stones, kita tunggu saja perjalanan City selanjutnya. Jika gagal, selain harus menunggu lebih lama, Inggris harus berdoa lini serang mereka dapat tampil 120 persen di Piala Dunia nanti. Membobol gawang lebih banyak dari jumlah kebobolan, sesederhana itu.

Referensi : 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun