Cirinya pembedanya jelas, jika Satire itu masih berisi kritik membangun maka Sarkasme sudah berisi penghinaan. Satire masih berisi sindiran berisi substansi dengan solusi, tetapi jika sudah menyudutkan tanpa peluang pembelaan maka sudah masuk dalam sarkasme. Sarkasme itu melukai dan menyakiti.
Syukurlah, Conte belum mentransformasi satire menjadi sarkasme namun peluang untuk itu terbuka lebar. Â Kapan satire itu berubah menjadi sarkasme?. Biasanya terjadi ketika seorang pelatih atau seorang pemain dipecat atau dijual karena misprestasi.
Minggu besok, Chelsea akan berhadapan dengan City di Etihad Stadium. Melihat performa dari City yang baru selesai melumat Arsenal, maka Etihad akan menjadi "neraka" buat Chelsea. Bayangan kekalahan pasti sudah dirasakan oleh Conte. Jika itu terjadi, tekanan kepadanya di bulan Maret ini semakin besar, karena bisa saja Barcelona juga mengakhiri kiprah Chelsea di Liga Champions.
Kalimat-kalimat yang dikeluarkan Conte ini bisa diartikan sebuah pembelaan sebelum nantinya akan dicerca lagi jika kalah di Etihad stadium. Argumentasi preventif mulai dimainkan Conte saat ini, yang berarti masa depannya dirasa semakin suram di Stamford Bridge.
Tetapi meminjam pepatah kuno, bahwa dalam segala hal buruk pasti ada baik di dalamnya. Meski akhirnya akan dipecat, Chelsea harus bersyukur memiliki manajer seperti Conte, yang dalam blak-blakannya memberi cara bagaimana agar Chelsea dapat bersaing musim depan.
"Yang pasti, mereka (Manchester City) akan lebih baik musim depan. Mereka punya kemungkinan mengeluarkan uang untuk meningkatkan kualitas starting XI dan memperbaiki kualitas skuat," ujar Conte. Conte seperti memberikan tips sekaligus  mengingatkan Chelsea bagaimana harus berbenah jika ingin tampil kompetitif di musim depan.
Catatan dan teriakan Conte bisa saja disamakan dengan catatan tokoh satir asal Inggris bernama Jonathan Swift. Swift menulis catatan satir berjudul A Modest Proposal (1729), yang berisi isu kesejahteraan sosial yang terjadi  saat itu.
Catatan Swift secara lugas mengungkit tentang bagaimana kemiskinan memaksa rakyat miskin menjual anak-anaknya dan dibeli oleh para orang kaya.  Sebuah pencerahan modernisme di Inggris bahwa tidak selayaknya  jiwa ditukar untuk sebuah roti ataupun makanan karena kemiskinan. Inggris akhirnya berubah total memerangi hal itu dimulai dari catatan satir seorang Swift.
Catatan satire Conte ini  bisa jadi akan merubah Chelsea musim depan, minimal merubah gaya transfer mereka yang terkesan "hemat" musim ini. Jika itu terjadi, dapat dipastikan Liga Premier Inggris akan bertambah seru musim depan, meski di akhir musim ini, setelah dipecat, satire itu bisa berubah menjadi sarkasme dari mulut yang sama, Antonio Conte.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI