Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Bukit Wairinding, Umbu Aga, dan Kesadaran Kita

26 Februari 2018   20:57 Diperbarui: 27 Februari 2018   01:35 3267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Wairinding, mulai ramai dikunjungi I dokpri

Jujur, cukup banyak sampah plastik yang sudah saya temukan di bukit Wairinding ini. Artinya banyak oknum pengunjung yang belum memiliki kesadaran untuk menjaga tempat wisata yang masih alami ini agar tetap bersih.

Sampah plastik di Wairinding I dokpri
Sampah plastik di Wairinding I dokpri
Tempat ini memang belum dikelola dengan baik. Untuk masuk, kita hanya perlu mengisi buku tamu dan memberikan uang serelanya saja.

Belum ada tempat sampah dan fasilitas yang memadai. Namun meskipun demikian, jika kita peduli kehidupan Aga Cs dengan taman bermainnya dan beberapa warga yang menaruh harap pada lahan perkebunan mereka, maka seharusnya itu menggugah kesadaran kita, khususnya kesadaran menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

Wairinding, permadan surga I dokpri
Wairinding, permadan surga I dokpri
Jarak yang tak jauh dari jalan besar dan hanya butuh sedikit trekking untuk sampai ke bukit ini, bisa berarti bahwa ke depan akan semakin banyak orang yang mengunjungi tempat ini.

Akan sangat menyedihkan pabila suatu saat taman bermain anak-anak ini dikotori oleh tangan-tangan yang lebih mementingkan untuk memuja penampilan diri melalui tampilan sosial media, tanpa memedulikan alam sekitar Wairinding. Tempat ini akan tak indah lag dan bahkan tak akan ada lagi bukit seindan dan seasri sekarang ini, akibat perbuatan manusia.

Wairinding, semoga tetap alami dan asri I dokpri
Wairinding, semoga tetap alami dan asri I dokpri
Wairinding sangat indah, ada Aga dan teman-teman mereka disana. Menikmati alam Wairinding, bersahabat dengan alam, akan memberikan masa depan yang baik bagi mereka.

Mari kita gerak bersama demi keindahan Wairinding sambil mengingat pepatah Sumba Timur, Laku Nduta Hada Pera, "jalan berurutan, bangun bersama" yang artinya berbuat bersama untuk kebaikan semua.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun