Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ederson Moraes, "Sweeper Keeper", dan Kesuksesan Manchester City

24 Februari 2018   06:10 Diperbarui: 24 Februari 2018   06:34 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7 Februari 2018. "Saya tidak bisa mempercayainya!" teriak pelatih Burnley, Sean Dyche sesudah melihat penampilan kiper Manchester City, Ederson Moraes ketika melawan timnya.

Lebih daripada itu, Dyche bahkan menganalogikan penampilan Ederson seperti Ronald Koeman sewaktu masih aktif bermain. "Seolah anda punya Ronald Koeman di bawah mistar, dia menguasai bola, melakukan semuanya di atas lapangan, dan melepas umpan yang hebat."" tutur Dyche.

Sebenarnya pujian Dyche hanya sekedar menegaskan bahwa kebutuhan Manchester City akan kiper yang cocok dengan skema permainan Pep Guardiola perlahan-lahan sudah mulai terpenuhi.  Kiper-kiper City sebelum ini seperti  Joe Hart dan Claudio Bravo dianggap kurang memuaskan. Sementara Caballero sudah resmi dilepas.

Alasannya beragam. Joe Hart terlalu sering membuat kesalahan. Bravo sebenarnya memiliki sesuatu yang diinginkan Guardiola dalam menjalankan skema permainannya yaitu kemampuan mendistribusikan bola. Sayang, Bravo terlalu mudah kebobolan, membuat tim menjadi timpang.  Semua tim sudah tahu bahwa City mempunyai lini depan yang tajam  namun apabila terlalu sering kebobolan, maka semuanya itu percuma.

Ederson terbilang lengkap. Meski belum bisa disejajarkan dengan Buffon, Neuer ataupun De Gea namun paling tidak kiper yang baru berusia 24 tahun itu telah merintis jalan ke sana. Minimal Ederson telah membuktikan pada kritikus bahwa harga selangit bagi seorang kiper dengan 40 Juta Euro yang dibelanjakan City untuknya adalah sebuah kepantasan.

Kepantasan dan  kelebihan seperti apakah yang dimiliki oleh seorang Ederson?.  Sebelum membahas hal tersebut, perlu dipahami bahwa attribute  yang dibutuhkan oleh seorang kiper dalam sepak bola sekarang sedikit berbeda dari jaman sebelumnya.  Jika dahulu, kemampuan  seorang kiper bukan saja bicara tentang kegesitan menangkap bola, dan refleks menahan bola tetapi maka sekarang itu belum cukup.

Guardiola di Barcelona, Muenchen dan City sepertinya lebih percaya diri ketika memiliki kiper dengan kemampuan lebih seperti  mengontrol dan mengkordinir lini pertahanan hingga aktif berpartisipasi dalam membangun serangan.  Istilah untuk menyebut kiper jenisi ini adalah Sweeper Keeper. Claudio Bravo dilahirkan Pep agar mampu menterjemahkan tiki-taka dengan baik di Barcelona, sedangkan Neuer sebelumnya memang istimewa.

Keunggulan Ederson sebagai Sweeper Keeper

Dalam artikel berjudul Sweeper Keeper Invention, kiper legendaris Rusia Lev Yashin didaulat yang pertama merintis gaya sweeper keeperini dalam penampilannya. Kiper Bayern, Manuel Neuer dan Kiper Tottenham Hotspurs, Hugo Lloris adalah eksponen terbaik jaman sekarang untuk memperlihatkan kualitas seorang sweeper keeper.

Kiper-kiper  seperti mereka dianggap  tidak saja mampu menggunakan tangan mereka tetapi juga memiliki kecepatan berpikir untuk membaca permainan sebelum bola sampai pada mereka. Kecepatan berpikir ini juga diimbangi dengan keberanian untuk keluar dari area penalti mereka untuk mencegat bola agar tidak mampu direbut oleh striker lawan. Selain itu, mereka juga bisa mengumpan dengan presisi umpan dengan bola pendek, medium dan panjang dengan sangat baik sekaligus memulai sebuah serangan.

Disinilah Ederson mampu menunjukan kemampuannya. Dalam banyak pertandingan, Ederson terlihat tidak pernah nampak ragu untuk keluar jauh dari gawangnya untuk membuka ruang pada pemain belakang agar melihat dirinya bukan sebagai seorang kiper tetapi sebagai tambahan bek.

Dalam peran ini, Ederson membuat lini belakang terasa lebih aman karena ketika pemain lawan langsung mempressing pemain belakang City, Ederson menjadi pilihan tambahan untuk mengalirkan bola. Tidak mudah karena Ederson harus memiliki skill tambahan yaitu mampu melindungi bola atau mengumpan jarak pendek dengan sangat baik.

Skill  tambahan ini membuat Ederson terlihat tak pernah ragu untuk mengumpan di antara dua pemain lawan dan menjadi seperti seorang pemain no #6 di City. Inilah yang dimaksudkan bos Burnley, Sean Dyche bahwa Ederson sudah menyerupai Ronald Koeman, meski sebenarnya mungkin dia sudah menyerupai Sergio Busquets di Barcelona.

"Dia begitu bagus dan tenang. Dia terlihat seperti seorang pemain tengah atau pemain sayap, tidak ada banyak kiper yang bisa melakukan itu, dia bagaikan senjata besar untuk mereka." ujar Dyche.

Namun, cara bermain seperti ini bagi seorang kiper memang terlihat riskan. Karena jikalau tidak hati-hati maka bola akan direbut oleh lawan. Namun jika ini berjalan baik, maka bola akan terlihat mengalir dengan mudah di kaki anak asuh Guardiola.

Jika bicara medium dan long passing, Ederson bisa dikategorikan istimewa. Setiap bola datang padanya, Ederson  dengan cepat menscan proses yang sedang berjalan lalu mengumpan panjang kepada rekan-rekannya yang berdiri bebas.

Presisi umpan Ederson dapat dikategorikan sangat baik. Statistik menunjukan bahwa sebagai seorang kiper Ederson mampu menyelesaikan 30 sampai dengan 50 umpan dalam sebuah pertandingan, dengan 80% diantaranya berakhir sukses.

Lalu bagaimana dengan kemampuan umum bagi seorang kiper yang dimiliki oleh Ederson?.  Jika bicara refleks, Ederson terlihat tenang di garis gawangnya. Selain kuat dalam duel 1 lawan 1 dengan striker lawan, Ederson juga lihai menahan tendangan dan sundulan dalam jarak pendek.

Hal ini membuat jumlah save yang dilakukannya mencapai 2.0 setiap pertandingan. Statistik yang patut dibanggakan karena rataan kiper hebat ada dalam jumlah save ada di kisaran 2.4 per pertandingan. Oleh karena kemampuan  itulah, catatan clean sheet Ederson juga bagus. Dalam 10 pertandingan EPL, Ederson mampu mencatat 5 clean sheet. Bandingkan dengan Bravo yang mencatat hanya 6 clean sheet dalam 22 pertandingan.

Kelemahan Ederson, Kelemahan City?

Ederson sempurna?. Wah, terlalu cepat untuk menilainya. Ederson jelas juga memiliki kelemahan yang patut dicermati. Pertama, Ederson tidak terlalu bagus menggunakan kaki kanannya. Jika kaki kirinya selain kuat juga mampu mengumpan dengan baik, sebaliknya kaki kananya terlihat lemah. Kesalahan mengumpan Ederson kebanyakan karena kaki kanannya.

Hal ini mampu digunakan untuk pemain lawan dengan menciptakan skenario agar Ederson "terjebak" sehingga panik menggunakan kaki kanannya. Sisi lemah yang bisa saja dimanfaatkan, paling tidak memutus aliran bola dari belakang yang selama ini diandalkan Guardiola.

Kedua, Ederson masih belum teruji menahan long shot. Dalam analisis Youtubers bola, Piotr Foot, salah satu kelemahan dari kiper berukuran tubuh kurang tinggi adalah tendangan jarak jauh. Ederson dengan tinggi "hanya" 1,88 meter dianggap masuk dalam golongan ini.

Apabila kiper jangkung memiliki probabilitas menahan bahkan mampu menangkap tendangan jarak jauh yang tinggi, maka sebaliknya dengan dengan kiper dengan ukuran tubuh berukuran lebih pendek. Mereka akan lebih sering menepis bola dan lebih lambat untuk mengantisipasi bola long shot.

Meskipun Foot juga mengutarakan bahwa untuk menutup kelemahannya itu, Ederson mempunyai kemampuan untuk bergerak tepat dan lebih cepat dalam membaca arah bola, namun kelemahan inipun dapat dimanfaatkan oleh tim lawan yang memiliki penendang jarak jauh yang akurat dan kencang.

Minornya kelemahan dibandingkan kekuatannya ini membuat Ederson dapat dikatakan menjadi aktor dari lini belakang dibalik superioritas penampilan Manchester City musim ini. Pep sering mengatakan bahwa kunci dari tiki-taka miliknya adalah membuat semua orang pandai mengalirkan bola, termasuk seorang kiper.

Artinya City bukan saja De Bruyne yang mampu memberikan umpan-umpan ajaib dan juga Aguero yang semakin tajam, tetapi keberanian dan kemampuan Ederson mengalirkan bola dari kakinyasebagai seorang sweeper keeper tak dapat dipandang sebelah mata, kontribusinya signifikan.

Ederson bukan saja berperan sebagai tembok tebal di belakang Nicolas Otamendi Cs, tetapi juga mampu berperan seperti seorang bek tengah tambahan di titik paling belakang dengan kemampuan yang lengkap. 

 Jika mampu konsisten, mantan kiper Benfica ini dapat menjadi kiper dunia yang akan semakin diperhitungkan. Legendaris?  Segala kemungkinan dapat terjadi, namun masih terlalu jauh untuk menilainya. Namun jika ditanya siapa pemain yang menjadi aktor penting di balik kesuksesan City, maka selain De Bruyne, Ederson sudah pantas dikemukakan.

Referensi :

1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun