Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Strategi Cerdas Chelsea dan Posisi Aman Barcelona

21 Februari 2018   11:51 Diperbarui: 21 Februari 2018   15:43 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chelsea berhasil kembali mendulang respek yang sempat hilang sesudah di Stamford Bridge dini hari tadi mampu membuktikan bahwa mereka masih dapat bersaing dengan klub-klub elit Eropa, termasuk Barcelona.

Sempat dipandang sebelah mata meski berstatus sebagai kampiun Premier League di ajang ini, Chelsea mampu membuat Barcelona kerepotan dan rasanya pantas meraih 3 poin, sayang akibat sebuah kesalahan fatal, pertandingan leg 1 babak 16 besar ini berakhir imbang, 1-1.

Perang Strategi

Antonio Conte tampil dengan formasi baku mereka 3-4-3. Formasi ini terlihat agresif, namun penikmat bola pasti tahu bahwa Cattenaccio ala Conte dengan secepat kilat berubah ketika kehilangan bola dengan bertahan dalam format  5-4-1. Para pemain sayap tengah  (Alonso dan Moses) dan depan (William dan Pedro) dipaksa turut membantu pertahanan, jika diperlukan.

Formasi Barcelona, menurut UEFA, adalah 4-3-3. Tetapi pada kenyataannya sebenarnya mereka lebih sering bergerak menyerupai 4-4-2 dengan lini tengah membentuk diamond dengan Iniesta sebagai advance playmaker. 4-4-3 ini juga bisa cepat berubah menjadi 4-2-3-1 ketika menyerang dengan Paulinho lebih didorong ke depan serta memaksa Iniesta bermain agak melebar ke sayap kiri.

Strategi Barcelona ini berlangsung dengan sangat baik di awal pertandingan, pasukan Ernesto Valverde ini mampu memaksa Chelsea untuk bertahan di garis pertahanan mereka.

Barcelona yang terus melakukan pressing ketat pada pemain Chelsea, membuat Rudiger ataupun Azpilicuetta dipaksa untuk melakukan umpan langsung ke depan. Sayangnya, tidak ada pemain jangkung seperti Morata ataupun Giroud di depan, umpan lambung panjang ini terlalu mudah dipatahkan pemain Barcelona.

Tetapi apakah dengan ball possesion ini membuat Barcelona mudah menjebol gawang Courtois? Sama sekali tidak. Disinilah letak kecerdasan strategi Chelsea. Ketika bertahan, Willian dan Pedro ikut membuat lapangan tengah yang padat. Meski masih memberikan ruang untuk bek sayap bergerak, tetapi diamond lini tengah Barcelona sulit bergerak.

Barcelona musim ini berbeda. Valverde adalah tipe pelatih yang menjunjung keseimbangan. Ketika melepas Neymar ke PSG, Valverde lebih memilih mendatangkan Paulinho daripada mencari pemain sayap kaliber lainnya.

Paulinho membuat lini tengah Barcelona kuat dan seimbang, bukan saja menyerang tetapi juga bertahan. Karena itulah, Conte tahu persis ketika mematikan diamond lini tengah Barca, maka Barca akan kepayahan.

Strategi cerdas ini membuat Messi dan Suarez sama sekali tidak memiliki peluang untuk bergerak.  Meski menguasai 76 persen penguasaan bola, namun berdasarkan catatan Opta, untuk pertama kali sejak melawan Arsenal pada tahun 2016, Barcelona gagal mencatatkan tembakan ke gawang pada babak pertama.

Spesial untuk Messi, alih-alih memilih mematikan Messi secara man to man marking, Chelsea lebih memilih Zonal Marking. Ruang yang sering digunakan Messi untuk memulai pergerakan yaitu celah diantara pertahanan dan lini tengah, dipersempit ketika para pemain depan Chelsea ikut turun menutup di belakang.

Hal ini membuat Messi tidak ada kesempatan mengkreasi peluang. Imbasnya, Messi akan terlalu di depan, atau juga terlalu jauh turun ke belakang  jauh dari kotak penalti Chelsea untuk menjemput bola. Efektif  bagi Chelsea dan tak efektif bagi Barcelona.

Melihat situasi seperti Valverde mengubah strategi dengan lebih mendorong pemain tengahnya agar lebih bermain melebar. Iniesta diinstruksikan bergerak melebar ke kiri dan Paulinho ke kanan.

Meski sudah mulai mampu merusak zona marking Chelsea, namun dengan strategi ini Barca kesulitan untuk segera menutup transisi cepat Chelsea di tengah. Willian yang sudah dua kali tendangan jarak jauhnya mengenai tiang gawang kiri dan kanan, akhirnya mampu menjebol gawang Ter Stegen di menit ke-62.

Akhirnya Chelsea kebobolan oleh gol Messi di menit ke-75 karena kesalahan Christensen dalam melakukan tacklingmenghalau bola. Ini menjadi gol pertama Messi dalam sejarah pertemuan dengan Chelsea. Skor akhirnya bertahan imbang, 1-1 hingga peluit panjang dibunyikan wasit Cuneyt Cakir asal Turki.

Di luar semua itu, pujian pantas dialamatkan ke Antonio Conte. Jika bicara dari segi taktik, Conte unggul dari Valverde dalam pertandingan ini sekaligus membuat lini tengah Barcelona tidak berkontribusi maksimal. Conte juga mampu memotivasi anak asuhnya untuk tampil bak gladiator yang tak gampang takut di depan Barcelona. Salut.

Tetapi masih terlalu jauh untuk berbicara lolos dari hadangan Barcelona. Posisi ini bahkan membuat Barcelona aman karena memiliki tabungan gol away. Selain itu, dengan formasi sekarang, Barcelona terlihat lebih sulit kebobolan dibandingkan musim lalu.

Simpulannya, Chelsea boleh cerdas, namun Barcelona sepertinya sudah aman.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun