Lakukan pekerjaan kita dengan hati yang sejahtera dan gembira. Bukankah ada waktu untuk bersenang-senang dan ada waktu untuk kecewa. Jangan membuat hidup kita menjadi lebih sulit, dengan membuat hari-hari pekerjaan menjadi terus muram di hati dan pikiran kita, dengan segala kekesalan kita akan apa yang terjadi di antara kita. Kita dapat menyebutnya sebagai kritis, dan menyebut kita victim, tetapi itu ada waktu dan batasnya juga.
Banyak pesepakbola yang mengalami hal yang sama dengan Mahrez tetapi berespon sedikit berbeda. Contohnya Mezut Ozil, gelandang serang Arsenal. Sudah sejak lama, Ozil menginginkan untuk pindah ke klub lain yang lebih hebat, dan Manchester United jelas datang menggoda.
Menariknya, Ozil tidak pernah mangkir latihan, dia terus melakukan pekerjaannya sebagai pesepakbola seperti biasanya. Hingga akhirnya, klub mendatangkan Aubameyang dari Dortmund ke Arsenal, Ozil langsung memutuskan untuk memperpanjang kontraknya dengan Arsenal dengan sukacita.
Bekerja dan bekerjalah. Â Percayalah, waktu untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan itu akan datang suatu saat, indah pada waktunya. Jika belum datang, itu bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan tanggung jawab kita.
Kisah gelandang Emre Can dengan klubnya Liverpool juga bisa menjadi contoh lain yang baik. "Kami tidak bisa mengontrol keinginan Can, tetapi selama Can bersikap profesional, maka hal itu tidak menjadi masalah bagi kami" kata Jurgen Klopp, pelatih Liverpool.
Emre Can belum atau tidak mau memperpanjang kontraknya dengan Liverpool. Artinya, di musim panas nanti, siapapun klub yang mau mendapatkan Can bisa mendapatkan Can secara gratis. Tetapi sikap driinya atas kebijakan transfernya berbeda jauh dengan apa yang dilakukan Can di lapangan. Can masih sering dipercaya Klopp menjadi starting XI, karena Can masih mau memberikan 100 persen bagi klubnya. Selain itu Can tidak pernah mangkir latihan.
Banyak orang obsesif yang tidak berpikir panjang. Terlalu cepat mengambil tindakan yang akan berdampak buruk di masa depan mereka, termasuk dengan cara menunjukan ketidakpuasan di tempatnya bekerja. Kebanyakan karena belum terlalu dewasa menyikapi sesuatu. Ada yang mengatakan ini berhubungan dengan sia, muda dan tua. Saya lebih memilih, ini soal melihat tujuan dan nilai di dalam persoalan tersebut. Â Soal melihat ambisi atau obsesi dalam karir kita.
Mengapa? Karena, Â dalam tekanan seperti inilah, sikap asli kita keluar kan?. Jika bisa perbaiki, mari kita coba perbaiki. Karena catatan tindakan "tidak hormat" dan tidak profesional itu, percaya saya, jika tidak dapat dikendalikan maka akan terjadi lagi di tempat kerja lain dan waktu yang berbeda.
Mahrez tetaplah Mahrez. Berharap yang terbaik untuk karirnya mendatang. Sekarang waktunya untuk merenungkan, apakah kita itu termasuk sedang berambisi, atau tenggelam dalam obsesi kita?.
Referensi :