Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antonio Conte, Dilan 1990, dan Ancaman Pemecatan

2 Februari 2018   17:54 Diperbarui: 3 Februari 2018   02:31 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Conte di ambang pemecatan? I Gambar : metro.Uk

Junior Stanislas berteriak-teriak dan berlari kegirangan setelah mencetak gol di tengah menyepinya Stamford Bridge, saat itu pertandingan sudah memasuki menit ke-64. Mata Stanislas mengarah ke sekumpulan kecil orang dengan aksesoris merah hitam yang melompat-lompat kegirangan di salah satu sudut stadion milik Chelsea itu. Orang-orang itu adalah pendukung Bournemouth yang sudah unggul 2 gol dari sang tuan rumah.

Pendukung Chelsea sedih. Saat itu slogan Keep The Blue Flag Flying High yang berarti Jaga Bendera Si Biru Terbang Tinggi" terhenti tak tersampaikan di mulut maupun dari penampilan di lapangan .  Wajah sang allenatore, Antonio Conte  juga terlihat muram. Pria Italia itu nampak kalut, bingung dan tak percaya.

Sesekali Conte terlihat menggigit kukunya, memandang kosong ke lapangan ataupun menunduk ke bawah. Janggut tipisnya yang mungkin kurang dicukur, jaket dinginnya yang tampak kusam melengkapi buruknya hari itu. Tak lama sesudah itu Nathan Ake melengkapi kemenangan epik Bournomouth akan sang juara bertahan 3 gol tanpa balas.

Sebuah paradoks tampilan dibandingkan Conte yang biasanya. Pada musim lalu saat tampil hebat membawa The Blues menjadi kampiun, Conte jarang terlihat klimis. Wajahnya bersih dilengkapi setelan jas mewah dan celana slim fit khas borjuis. Dasinya hitam tipis seringkali bergoyang-goyang ketika dia memekik saat Chelsea sedang menang. Ibarat sedang pacaran, saat itu Conte sedang berbunga saat memagut asmara dengan sang kekasih, Chelsea. Romantis.

Jika harus mendramatisasi, romantisme itu bisa jadi seperti Dilan dan Milea di film yang lagi hotyang diangkat dari novel fenomenal karya Pidi Baiq, Dilan 1990. "Jangan bilang padaku ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang itu akan hilang," kata Dilan pada Milea dalam film itu. "Kami pantas mendapatkan status juara itu, karena kami bekerja sangat keras, sehingga tampil makin baik dari laga ke laga," kata Conte, ketika Chelsea sudah memastikan juara liga walau masih menyisakan dua kali pertandingan. Musim lalu.

"Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur kepadamu dari jauh. Kamu nggak akan dengar," kata Dilan lagi kepada Milea. Film yang sudah mengundang lebih dari 1,5 juta penonton meski belum genap seminggu itu memang menjual kata-kata gombal dari seorang pria asal Bandung (Dilan) yang jatuh cinta pada siswi pindahan asal Jakarta (Milea).

Di awal tahun meski tertinggal dari City, Conte masih "menggombal". "Tidak sulit (untuk menyalip Manchester City). Kami harus optimistis, karena masih ada empat bulan tersisa yang harus dijalani dan kami masih memiliki target bagus," kata Conte di awal Januari 2018.  Persis, seperti kata Dilan pada Milea. Sebuah optimisme, bisa saja, bisa juga bualan.

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu, enggak tahu kalau sore, tunggu aja," ucap Dilan lagi. Namun frasa ini bisa dibalik dikatakan Chelsea pada Conte. Sesudah kekalahan dari Bournemouth, romantisme itu perlahan-lahan mulai sirna. Sore itu sudah sampai, dan Conte mungkin tidak terlalu dicintai lagi seperti dulu.

Ketinggalan 18 poin dari Manchester City, dan terpaku di posisi keempat, Chelsea berada di dalam persimpangan. Target apa yang sebenarnya diberikan kepada Conte?. Akan juara lagi?. Tidak mungkin. Juara Liga Champions?. Terlalu sulit, Chelsea sudah terlanjur sial diundi bertemu dengan Barcelona di babak 16 besar.

"Selamat ulang tahun Milea, ini hadiah untukmu, cuma TTS, tapi sudah kuisi semua. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya, Dilan," tulis Dilan, lagi-lagi untuk Milea. Seharusnya Conte sudah mengisi TTS untuk Chelsea, minimal masih bisa bersaing untuk juara EPL. Namun sekarang malah Chelsea terancam Hotspurs dan Arsenal dalam persaingan mengisi slot terakhir Liga Champions musim depan.  Sesuatu yang mungkin tidak bisa dibayangkan sebelumnya. Milea pusing, Chelsea juga pusing Conte merana. Dilan?..ah, ajaib anak ini.

Meski mungkin akan tidak dicintai lagi seperti dulu, Conte mungkin bisa diberikan kesempatan kedua musim depan untuk membuktikan bahwa filosofi permainannya masih bisa bersaing dengan pelatih-pelatih lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun