Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Piet Hitam, Isu Rasisme dan Natal yang Sesungguhnya

24 Desember 2017   08:48 Diperbarui: 27 Desember 2017   13:33 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piet hitam dan Santa I Gambar : discovey

Seringkali saya mengamati, perbelanjaan menyambut sukacita natal juga bukan membawa kedamaian, tetapi memecahbelah keluarga. Gara-gara baju-baju baru, dan asesoris natal, si suami harus bertengkar dengan istri dan anak harus saling iri satu sama lain. Menyedihkan.

Di poin ini, sebenarnya cerita Piet Hitam dan tradisi natal yang disalahartikan bukan saja mengingatkan kita saja agar jauh dari rasisme, tetapi isme-isme yang lain yang tanpa kita sadari membelenggu kita. Seperti materialisme, egoisme dan hedonisme. Bukankah sang bayi lebih membutuhkan hati kita yang penuh kekayaan untuk membaharui diri daripada lahiriah yang dihiasi pernak pernik kemewahan?.

Kemarin saya bertemu dengan pasangan suami istri, yang terlihat dari keluarga sederhana.  Mereka sepertinya terlihat malu karena di tengah rombongan pembelanja mereka "terpaksa" harus memilih pohon natal yang paling murah dan mungil di toko itu. Sedikit berdiskusi, akhirnya pohon natal kecil itu terbeli. Mereka saling berpegangan tangan dan tersenyum ketika keluar dari perbelanjaan. Pohon natal kecil yang sederhana itu tidak menggantikan bahkan berjalan dengan sukacita natal yang sesungguhnya.

Bukankah itu arti natal sebenarnya?. Kesederhanaan yang membawa sukacita besar. Kiranya itulah yang terjadi di dalam setiap keluarga yang akan merayakan natal.

Selamat hari natal.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun