Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pujian bagi Seorang Ernesto Valverde di El Classico

23 Desember 2017   22:35 Diperbarui: 24 Desember 2017   08:28 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum menit ke-64. Menurut saya, laga El Classico yang ke-204 kali ini berlangsung berbeda dari sebelumnya dengan  perang taktik yang lebih mengemuka di antara kedua pelatih. Zinedine Zidane di pihak Real Madrid dan Ernesto Valverde di pihak Barcelona.

Sebelum-sebelumnya, El Classico lebih berbicara tentang dua hal. Pertama, pertarungan penampilan individu Christiano Ronaldo melawan Lionel Messi, dan pertarungan adu tajam antara para barisan penyerang kedua tim yang identik dengan 3 penyerang. MSN (Messi, Suarez, Neymar) Vs BBC (Benzema, Bale, Christiano).

Namun, musim ini semua itu mulai ditinggalkan. Ada beberapa alasan, pertama perubahan komposisi dari kedua tim. Neymar meninggalkan Barcelona ke PSG. Kehilangan besar bagi Barcelona dan sempat membuat pusing Valverde. Hasilnya pasukan Valverde keok di tangan Real, saat Supercopa.

Valverde sempat berharap dan mencoba Dembele dan Deulofeu untuk menggantikan peran Neymar demi mempertahankan gaya 4-3-3 Barca, namun sayang semuanya tak berjalan baik karena selain Dembele cedera, Deulofeu terlalu jauh kualitasnya dari Neymar untuk membuat Barca kembali menakutkan dengan formasi demikian.

Alasan kedua perubahan gaya bermain tim. Zidane sudah berganti ke 4-4-2 dari sebelumnya 4-3-3, semenjak Bale sering mengalami cedera. Beruntungnya, transformasi ini berbuah manis karena Isco yang menggantikan peran Bale (meski) lebih sebagai seorang playmaker, tampil gemilang. Bahkan Isco sanggup membawa Real Madrid juara Liga Champions 2017.

Tetapi, 4-4-2, Zidane sudah terlihat tidak seimbang musim ini. Hasilnya prestasi mereka di kompetisi lokal jauh dari kata memuaskan dengan hanya menghuni peringkat keempat serta minus 11 poin dari Barcelona sebagai pemuncak klasemen.

Dalam kondisi serupa ini, rivalitas antara kedua tim terus tampak. Meski Barcelona di atas kertas unggul karena bertamu sebagai pemuncak klasemen, tetapi penasbihan resmi siapa lebih hebat di antara mereka hanya bisa diuji oleh sebuah laga bertajuk El Classico, yang kali ini dimulai di Santiago Bernabeu kandang Madrid.  Siapa yang menang, dialah yang terbaik.

Dalam keadaan demikian kedua pelatih jelas harus beradu otak. Disaksikan 80.000 penonton yang memadati Santiago Bernabeau pada pukul 13.00 waktu setempat, Zidane membuat sedikit kejutan pada starting line up.

Tidak ada Isco, Bale dan Assensio di starting line up Madrid. Zidane lebih memilih Mateo Kovacic, yang akhir-akhir ini digosipkan akan pindah klub untuk memperkuat skema 4-4-2. Tiga orang lainnya adalah pelanggan tetap, Casemiro, Kroos dan Modric. Di depan duet Ronaldo dab Benzema menjadi pilihan.

Pilihan ini, secara logis dapat dipertanggungjawabkan. Selain Isco sedang mengalami performa yang menurun, memainkan 4-3-3 akan terlihat berisiko, karena sudah cukup lama Bale belum nyetel dengan tim.

Zidane lebih memilih keseimbangan di lini tengah dengan mendorong Modric lebih ke depan, dan Kovacic diharapkan lebih berperan menjadi deep playing playmaker. Sedangkan, Casemiro lebih ditugaskan mem-pressing pergerakan dari Iniesta atau dari Rakitic untuk membangun serangan bagi Barcelona.

Strategi ini terlihat berhasil paling tidak di 20 menit pertama. Real bisa mengontrol permainan dan menciptakan peluang dari Ronaldo maupun Benzema. Menguasai lini tengah adalah kunci, dan anak-anak Zidane berhasil menjaga ritme ini dengan baik, setidaknya di babak pertama.

Namun Barcelonanya Valverde tidak tinggal diam, disinilah pujian bagi seorang Valverde patut diberikan. Memainkan formasi yang juga sama, 4-4-2. Valverde seperti membiarkan Real terlebih dahulu menguasai pertandingan lebih lama, tujuannya agar Valverde dapat melihat kelemahan di permainan Madrid.

Jelas sekali lubang menganga tercipta dari perubahan yang dilakukan Zidane khususnya terhadap peran Modric dan Kovacic.

Terlihat bahwa Kovacic terlihat kebingungan di lapangan. Mau maju bertabrakan dengan peran Modric, mundur bertabrakan dengan peran Casemiro. Di lini tengah, hanya posisi Toni Kroos yang nyaman karena tidak terganggu dengan kehadiran Kovacic. Valverde jeli melihat ini.

Hasilnya terlihat di babak kedua. Ketika Modric maju terlalu jauh ke depan, Kovacic lebih sering turun ke belakang karena Casemiro sedang sibuk memutuskan alur bola ke arah Rakitic dan Iniesta. Jika Iniesta dapat memancing Casemiro lebih keluar ke tengah maka lubang tercipta, karena Kovacic bukanlah pemain yang cepat dapat memutus serangan.

Inilah faktor yang membuat gol pertama tercipta. Zidane terlihat sudah dapat melihat kelemahan ini dan mencoba mengganti pemain serta formasi dengan mempersiapkan Asensio dan Bale di pinggir lapangan. Namun semuanya sudah terlambat, gol kedua Barcelona hadir sebelum pergantian dilakukan.

Tambahan poin pantas disematkan untuk kejeniusan Valverde atas terjadinya gol kedua. Valverde semakin hari semakin mampu membuat pemain yang sempat diragukan kualitasnya seperti Paulinho dapat tampil apik dan berkontribusi signifikan bagi tim.

Paulinho diasah Valverde sehingga mampu membuat Iniesta nyaman di tengah dengan kontribusi energi yang besar. Skill yang tidak terlalu mumpuni diimbangkan Paulinho dengan pergerakan tanpa henti.

Paulinho mampu membuka ruang, sekaligus ada di posisi yang tepat seperti yang diinginkan. Selain Messi yang dibiarkan bebas, Paulinho juga diberikan kebebasan serupa oleh Valverde.

Hasilnya jelas, lini pertahanan yang beberapa kali pontang panting dibuat oleh munculnya Paulinho yang tak diduga, harus menerima hukuman pinalti plus kartu merah karena Carvajal yang menghentikan bola sundulan Paulinho dengan tangan.

Sesudah itu, Madrid bermain seperti berjudi. 4-2-3 tetap dimainkan ZIdane dan berharap Barcelona lebih bertahan. Memang Barcelona bertahan tetapi tidak dengan penambahan pemain belakang. Kali ini Valverde berani!.

Tanpa memainkan strategi bertahan dengan pergantian pemain bertipe bertahan, Valverde mengganti pemain di posisi yang sama namun dengan kondisi fisik yang lebih segar. Hasilnya instan, pemain pengganti seperti Andre Gomez dan Samedo berturut-turut membahayakan gawang Navas.

Dengan pengalaman segudang sebagai pelatih, Valverde tidak gampang panik dan tetap berpikir jernih, bahwa pemain seperti Assensio dan Bale dan Marcelo tidak akan selamanya dapat turun naik menyerang sekaligus membantu serangan.

Benar, serangan Madrid yang terpatahkan plus Marcelo yang kelelahan, membuat Messi dapat menari dan memberi bola matang terhadap pemain pengganti terakhir, Aleix Vidal. Gol ketiga tanpa balas yang membuat stadion Bernabeu terdiam dalam kesedihan. Ketinggalan 14 poin menjadi sah ketika peluit wasit tertiup panjang tanda pertandingan selesai.

Hal terakhir yang patut dipuji adalah hingga saat ini, Valverde tidak terdengar berkonflik dengan pemain Barcelona yang dipenuhi bintang. Biasanya perubahan formasi seringkali membuat pemain tidak nyaman tetapi tidak dengan Valverde.

Bahkan Valverde mampu membuat Luis Suarez mau berlari melebar ke sayap, ke tengah dan mendribble bola. Perubahan peran yang signifikan bagi seorang Suarez. Ciri seorang pelatih yang akan hebat adalah mampu membuat pemain berkorban untuk berperan tidak seperti biasanya, dan Valverde mampu melakukannya.

Akhirnya, pelatih berusia 53 tahun ini membuktikan bahwa saat ini Barcelona di bawah asuhannya lebih baik daripada Real Madrid. Meski belum membuat Barcelona mendapat satu gelar di bawah kepelatihannya, namun Valverde menebarkan optimisme bahwa Barcelona akan kembali sukses di tangannya. Minimal kembali menjadi penguasa La Liga yang sempat hilang dua tahun belakangan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun