"Kamu lihat, bumi ini begitu kecilnya di sistem tata surya. Apalagi manusia yang hidup di dalamnya," ujar seorang diantara tiga orang berusia paruh baya ketika mengamati gambar bumi. Â
Topik perbincangan dengan nuansa yang sama beberapa kali saya dengar ketika berkunjung ke museum yang terletak di Corner Grey & Melbourne Street, South Bank ini. Nuansa yang memang menasbihkan museum sebagai tempat berefleksi hingga mempertanyakan sesuatu dan menghubungkan ketidaktahuan tersebut dengan sebuah jawaban.
Sebentar di Sciencentre saya lalu berpindah ke ruangan bernama Lost Creatures.
Di Lost Creatures, saya diperkenalkan dengan berbagai makhluk yang pernah hidup tetapi sekarang sudah punah, seperti dinosaurus, reptil raksasa dan mega fauna lainnya. Menariknya adalah makhluk-makhluk hidup ini bukan saja dipertunjukkan dengan tampilan dua dimensi tetapi juga tiga dimensi. Bahkan, kita dapat dibawa juga masuk ke dalam kehidupan makhluk itu dengan bantuan peralatan animasi dengan teknologi maju dan canggih.
Salah satu yang paling menarik adalah rekonstruksi dari Rhetosaurus, hewan yang diperkirakan hidup 200-an juta tahun yang lalu ini, yang dibuat seperti aslinya dengan tinggi sekitar lebih dari 2 meter. Pengalaman ini menjadi yang pertama kali karena saya hanya pernah melihatnya di film Night at The Museum yang dibintangi Ben Stiller.
Ada lagi cerita tentang Varanus Komodoensis (Komodo Flores) di museum ini. Komodo ternyata pernah hidup di Australia sekitar 30 ribu hingga 4 juta tahun yang lalu dengan bukti fosil yang ditemukan di beberapa tempat di Queensland. Lebih lanjut, Komodo diperkirakan pindah ke Flores sekitar 90 ribu tahun yang lalu. Menarik.
"Dengan jumlah kunjungan mencapai 2 juta orang setiap tahun, Queensland Museum adalah museum dengan jumlah pengunjung terbanyak di Australia" ujar Karen, salah satu wanita yang bertugas sebagai guide di museum. Dalam diskusi singkat kami, Karen dan saya setuju bahwa salah satu faktor keberhasilan visitasi pengunjung yang banyak itu karena keberhasilan museum untuk mempresentasikan obyek-obyek di sini dengan sangat hidup dan menarik.
Soal budaya juga disinggung di Discovery Centre, di ruang ini dipresentasikan kebudayaan indigineous, orang Aborijin, pada masa lampau hingga saat ini. Mulai dari artefak berupa alat dari batu, logam, tulang yang digunakan sebagai senjata, untuk pekerjaan atau untuk kehidupan sehari-hari dalam rumah dilengkapi dengan beberapa gambar yang mendukung. Menarik bagi saya melihat transformasi boomerang dari zaman dulu hingga berbentuk seperti sekarang ini.
Semua lingkungan ini dilengkapi dengan flora dan fauna masing-masing. Menariknya adalah presentasi tentang ini semua dilengkapi juga dengan edukasi bahwa lingkungan sekarang sudah berada dalam titik rapuh atau kritis. Saya sempat termangu melihat presentasi tentang jumlah air yang menurun karena ulah manusia.
Hampir semua? Ya, ada beberapa tempat dimana kita perlu merogoh kocek antara 10 sampai 15 dollar untuk menikmatinya. Seperti presentasi science di ruang Sciencentre yang interaktif dan juga pertunjukan teater yang menarik. Ini salah satu cara museum untuk mendapatkan dana untuk pengembangan museum.Â
Bagi saya, keseriusan lewat langkah-langkah  yang diambil museum ini bukan hanya karena museum yang sudah dirintis sejak 1862 ingin tampil secara profesional atau mendapatkan keuntungan finansial. Tidak. Museum ini seperti ingin mengatakan bahwa mereka memiliki peran penting dalam sebuah perjalanan waktu.
Saat mereka berhasil menghubungkan objek-objek itu dengan pengunjung, mereka dapat menciptakan sebuah pengalaman yang sangat berharga. Berharga karena pengalaman itu bukan saja mampu memperkaya pengetahuan tetapi dapat menginspirasi, mengilhami  generasi selanjutnya untuk menemukan, merayakan sebuah nilai yang harus terus dijaga untuk kebaikan semesta. Sesuatu yang mungkin jarang kita temukan dalam kemasan museum di tempat lain.
Tiba-tiba, dahi saya mulai berkerut, "Apa yang bisa saya lakukan sehingga dapat berkontribusi di dalam nilai-nilai ini?" tanya saya. Ah, lupakan sejenak karena keindahan Brisbane yang lain sudah memanggil saya.Â
.........................................
Oh ya, soal jawaban bagaimana cara mengambil gambar tata surya di pameran foto itu, saya sudah mempunyai jawabannya. Gambar-gambar itu dibuat berdasarkan data mentah dari NASA. Lalu sang kreator berpikir akan menarik jika membuat dan memamerkannya sehingga manusia seperti sedang langsung melihatnya. Padahal pada kenyataannya, hal itu menjadi hal yang mustahil bagi kebanyakan orang.
Salam Â
Brisbane, Akhir 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H