Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kontribusi demi Lautku Bebas Sampah

5 Desember 2017   07:37 Diperbarui: 12 Desember 2017   14:54 5535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebaskan Laut Nusantara dari Sampah (Sbr : KKP.go.id)

Akibatnya, jika manusia turut mengkonsumsi kandungan plastik yang ada dalam ikan maka dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan, mulai peradangan tubuh, kematian sel, sampai kerusakan saluran pencernaan.

Secara sosial ekonomi juga terkena imbasnya. Sampah plastik laut yang telah membanjiri pantai yang indah, tempat tujuan wisata dan bahkan pulau-pulau terpencil membuat wisatawan tidak akan kembali berkunjung ke daerah-daerah wisata tersebut karena terkesan kotor.  Akhirnya berpengaruh kepada pendapatan masyarakat dari sektor wisata. Selain itu, para nelayan juga akan sulit mendapatkan ikan jika lautnya tercemar sampah plastik, bahkan budidaya rumput laut juga tidak akan berhasil. Penghasilan para nelayan pun akan berkurang akibat situasi ini sehingga peningkatan ekonomi di kawasan itu pun terhambat.

Sampah Plastik di Laut, susah terurai (Sbr : Kompas.com)
Sampah Plastik di Laut, susah terurai (Sbr : Kompas.com)
Kebijakan Pemerintah Terkait  Persoalan Sampah Plastik

Melihat kondisi yang berdampak pada berbagai sektor  ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa akibat sampah plastik yang banyak, maka laut Indonesia dapat dianggap sebagai kawasan perairan yang rawan dan sedang menghadapi persoalan sangat serius.  Oleh karena itu, perlu adanya aksi yang lebih serius untuk segera mengatasi persoalan ini. Aksi berupa kontribusi demi lautku bebas sampah.

Sebenarnya, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menyikapi persoalan ini. Pertengahan tahun 2017, pemerintah telah menerbitkan sebuah program yang disebut dengan Rencana Aksi Nasional (RAN) Penanganan Sampah Plastik Laut. 

Ada lima pilar dalam rencana aksi ini. Kelima pilar tersebut, yaitu perubahan perilaku, pengurangan produksi sampah di darat, pengurangan produksi sampah dari aktivitas di laut, pengurangan produksi dan penggunaan sampah, serta peningkatan mekanisme pembiayaan, reformasi kebijakan dan penegakan hukum.

Rencana aksi nasional tersebut berisi berbagai strategi dan rencana konkrit di darat, wilayah pesisir dan laut.  Perubahan perilaku mungkin sengaja dituliskan sebagai hal pertama karena dianggap menjadi akar dari persoalan sampah plastik di laut. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada paradigma yang melekat di pikiran masyarakat mengenai laut sebagai tempat sampah yang besar di dunia. Hal ini membuat perilaku membuang sampah plastik di laut dianggap sebagai sebuah kewajaran. Oleh karena itu, saatnya untuk segera merubah paradigma itu dengan edukasi sekaligus peningkatan kesadaran secara berkelanjutan melalui intervensi ke dalam kurikulum sekolah, maupun berbagai sosialisasi. Contoh lainnya, merubah mindset melalui pendidikan mengenai bahaya sampah plastik di lautan yang dilakukan sejak usia dini.

Cara ini juga mendorong masyarakat agar merasa memiliki laut sebagai bagian dari diri dan lingkungannya. Jika ini dapat berjalan dengan baik, slogan seperti Lautku Bebas Sampah akan terpatri dan berwujud tindakan, bukan sekedar slogan semata.

Selain itu, langkah-langkah pengontrolan sampah yang ada darat menjadi prioritas lainnya. Langkah ini dilakukan dengan cara penerapan kantong plastik berbayar, program bank sampah dan daur ulang sampah. Program ini cukup efektif dan dirasa penting karena berdasarkan data,  80% sampah laut itu berasal dari darat. Artinya harus segera dilakukan program-program strategis dalam kerangka pengelolaan sampah selagi masih di darat.

Mengenai persoalan di pesisir, maka perlu dilakukan perbaikan fasilitas pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil dan daerah pesisir untuk mengantispasi menumpuknya sampah di daerah ini. Secara inovatif juga telah dilakukan pengelolaan sampah plastik melalui transformasi sampah menjadi energi termasuk melalui proyek konstruksi jalan ter plastik pertama di Bali, pengembangan bio-plastic dari singkong dan rumput laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun