Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kutukan Bela Guttmann dan Menanti Patahnya Kutukan di Final Liga Champions 2017

31 Mei 2017   09:58 Diperbarui: 31 Mei 2017   12:21 3011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bela Guttman, pelatih Benfica/ Sportskeeda.com

Arti kata kutukan menurut kamus bahasa Indonesia itu sangat menakutkan. Kutukan itu berarti berarti sumpah (makian, nista, dan sebagainya); laknat (Tuhan). Malahan contoh kalimat yang dipakai untuk menggambarkan kutukan itu adalah : kena kutukan Tuhan. Angker.

Keangkeran kutukan ini juga ternyata menyelimuti dunia sepak bola. Beberapa peristiwa aneh yang menyelimuti mandeknya prestasi sebuah klub dalam sebuah kompetisi pun dinilai disebabkan karena kutukan. Entah itu karena tradisi atau karena memang sumpah dari seseorang.

Untuk jenis yang terakhir ini, kutukan paling “menarik” bagi saya adalah kutukan yang dinamakan Kutukan Béla Guttmann .Guttmann adalah pelatih Benfica, klub di Liga Portugal pada tahun 1961-1963.

Pelatih asal Hungaria ini sanggup  mempersembahkan lima trofi juara dalam tiga musim semasa menjadi pelatih Benfica. Termasuk di dalamnya dua gelar Piala Champions .  

Setelah kemenangan di final Piala Champions 1962 atasReal Madrid, Guttmann meminta kenaikan gaji, namun presiden Benfica menolak permintaan Guttmann.

Guttmann naik pitam, mengundurkan diri dan mengeluarkan kata-kata : “Benfica tidak akan pernah juara komeptisi eropa selama 100 tahun”.  “Kutukan” Béla Guttmann ini terbukti manjur, hingga saat ini Benfica tidak pernah menjuarai kompetisi di Eropa.

Benfica kalah di delapan laga final mereka di Eropa, termasuk lima final Piala Champions ( 1963, 1965, 1968, 1988, dan 1990) serta tiga final Piala UEFA/ Europa League (1983, 2013, dan 2014).

Segala usaha dilakukan untuk menghapus kutukan tersebut, termasuk dengan membuat patung Bella Guttmann pada ulang tahun ke-110 klub , namun kutukan pelatih yang telah meninggal pada 28 Agustus 1981 itu belum bisa hilang sampai saat ini.

Patung Guttman di Benfica/ Poleema.com
Patung Guttman di Benfica/ Poleema.com
Menjelang Final Liga Champions 2017 yang mempertemukan Juventus versus Real Madrid, persoalan kutukan kembali muncul di permukaan. Kedua klub divonis sama-sama dihantui kutukan.

Real Madrid sebagai juara bertahan diselimuti fakta seolah kutukan bahwa juara Liga Champions tidak akan pernah mampu menjuarai kejuaraan ini dua kali berturut-turut.

Sejak Kejuaraan Klub Eropa (European Cup) diubah namanya menjadi Liga Champions pada tahun 1992, tidak ada satu tim pun yang mampu mempertahankan trofi tersebut.

Real Madrid di bawah era Carlo Ancelotti sempat berusaha mematahkannya. Musim 2014  'Si Putih' kembali jadi juara Liga Champions setelah menunggu 12 tahun dengan mengalahkan Atletico Madrid di final.

Menjalani musim 2015, Ancelotti percaya diri dapat meraih gelar. “Tidak pernah ada tim yang memenangi Liga Champions dua kali beruntun tapi kami akan mencoba melakukannya," ujar Ancelotti percaya diri menjelang laga grup musim 2015 melawan AC Milan.

Tampil kuat sejak dari fase grup, apa daya, roh kutukan itu masih menghantui. Bahkan bukan di final langkah mereka terhenti, Juventus sudah menghentikan mimpi mereka di semifinal.

Kiper Juventus Buffon kala itu seperti mengiyakan bahwa Real dikalahkan juga karena adanya faktor kutukan. "Ini tampaknya sudah jadi takdir, tapi ini benar-benar berjalan sesuai yang kami harapkan” kata Buffon.

Juventus lain lagi ceritanya. Juventus bisa dibilang dihantui kutukan final Liga Champions. Dari 8 kali tampil di final ajang ini, mereka hanya 2 kali menjadi juara pada tahun 1984-1985 dan 1995-1996.
Selebihnya berakhir menyedihkan. Juventus gagal pada musim 1972-1973, 1982-1983, 1996-1997, 1997-1998, 2002-2003, dan 2014-2015. Bahkan, Juventus pernah dua musim beruntun gagal di final yakni pada 1996-1997 dan 1997-1998.

Juventus VS Real Madrid, Final/ Tribun
Juventus VS Real Madrid, Final/ Tribun
Allenatore Juventus, Allegri dengan tenang menanggapi hal ini. "Saya tak memikirkan rekor buruk Juventus di final Liga Champions. Bahkan, saya meyakini itu tak lagi mempan pada musim ini. Kami telah melalui perjalanan yang panjang dan mengesankan, tentunya kami ingin menutupnya dengan manis," sebut Allegri.

Allegri seperti ingin mengatakan bahwa kutukan itu hanyalah mitos dan akan ada waktunya terpatahkan. "Tak selamanya hasil negatif terus menghantui. Suatu saat akan menjadi positif dan kini saat yang tepat" tambah Allegri optimis.

Pihak Real Madrid juga tak kalah optimis. Melalui sang juru gedor andalan, Christiano Ronaldo seperti tidak menghiraukan kutukan peluang juara berturut-turut di Liga Champions dengan ingin mematahkan kutukan. "Setiap pemain di Madrid ingin membuat sejarah. Adalah sebuah kehormatan untuk menjadi tim pertama yang menjuarai dua edisi Liga Champions” ucap Ronaldo.

Menyoal kutukan ini, jelas akan semakin membuat sepak bola menjadi menarik. Patahnya kutukan dengan misteri di dalamnya menjadi salah satu yang dinantikan di partai final nanti.

Pertanyaannya adalah jikalau kedua tim sama-sama dihantui kutukan, siapa yang nantinya akan terlepas dari kutukan?

Jika kutukan itu akan semakin sulit dipatahkan karena lamanya waktu kutukan, maka Juventus lebih berpeluang. Tahun 1996 adalah kali terakhir Juventus juara, bandingkan dengan kutukan Liga Champions yang sudah dari tahun 1992. Kutukan yang menghantui Real lebih lama 4 tahun dari kutukan milik Juventus.

Apapun dapat terjadi. Siapapun pemenangnya, namun bagi pihak yang kalah pasti akan menyisakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan dari pendukung Benfica hingga saat ini. “Kapan Kutukan Guttman akan lepas?”.

Pendukung As Aguias (The Eagles) mungkin harus sadar satu hal, kalau kutukan itu benar berlaku 100 tahun lamanya seperti yang dahulu diucapkan Guttmann, berarti Benfica masih harus menunggu 46 tahun lagi untuk bisa menjuarai kompetisi antarklub Eropa.

Real Madrid atau Juventus yang akan bertanya seperti itu, sesudah pertandingan final nanti. Kita tunggu sesuai laga yang akan berlangsung hari Minggu dini hari waktu Indonesia.

Salam

Referensi : 1 I 2 I3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun