Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus Juara Coppa Italia 2017

18 Mei 2017   04:44 Diperbarui: 18 Mei 2017   05:41 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juventus juara Coppa Italia ke-12, 3 kali berturut-turut/Juventus.com

Juan Cuadrado langsung mengambil botol minuman ketika wasit membunyikan peluit panjang tanda pertandingan Juventus melawan Lazio di final Coppa Italia 2017 selesai. Allegri yang sedang bersalaman dengan pelatih Lazio, Simone Inzaghi langsung diguyur air dari botol minuman itu.

Allegri tetap tersenyum, dan Juan Cuadrado langusng melompat hendak memeluknya. Allegri dan Juan Cuadrado hanyalah bagian kecil dari kebahagiaan Juventus. Juventus juara Coppa Italia 2017.

Di sisi lain, penyerang Lazio, Keita Balde harus tertunduk lesu hingga menitikkan air mata. Perlu Simone Inzaghi sendiri yang harus menghibur Balde. Lazio pantas kecewa dan bersedih, perlawanan hebat mereka di babak kedua, tak cukup mencegah niat Juventus untuk meraih gelar ke-12 mereka di ajang ini.

Dua gol dari Daniel Alves dan Leonardo Bonnuci sudah cukup untuk membawa Juventus meraih gelar pertama mereka musim ini.

Seperti dijanjikan oleh Allegri sebelum pertandingan, Juventus memang tampil berbeda. Berbeda dari penampilan mereka yang akhir-akhir ini mengecewakan di pentas lokal. Setelah ditahan imbang Atalanta dan Torino, Juventus dikalahkan Roma dalam pertandingan terakhir mereka.

Allegri begitu cerdas dengan memainkan formasi 3-4-3 yang terkadang berubah menjadi 3-4-2-1 ataupun 4-4-1-1 ketika bertahan. Dalam formasi ini, Juventus benar-benar menunjukkan superioritas mereka atas Lazio.

Tiga bek sejajar Juve dalam diri, Barzagli-Bonnuci- Chiellini begitu apik di benteng pertahanan, meskipun tanpa Buffon namun Neto yang dipercayakan tampil di bawah mistar gawang juga tampil hampil sempurna kali ini.

Selain itu, Daniel Alves yang diberikan kesempatan untuk bergerak lebih ofensif di kala pos bek kanan dijaga Barzagli juga tampil luar biasa. Pergerakannya yang tak terduga membuat lini belakang Lazio seperti membiarkan dirnya terlepas bebas untuk mencetak gol tendangan voli di mneit ke-13 menyambut umpan Alex Sandro.

Juventus juga tampil efektif. Hampir semua peluang dari bola mati milik Juventus selalu berbahaya. Hasilnya, Leo Bonnuci berhasil mencocor gawang Lazio yang dikawal Berisha untuk kedua kalinya di menit ke-23. 2-0, Juve memimpin.

Lazio beruntung karena hingga babak pertama selesai, beberapa peluang yang dihasilkan dari tendangan Dybala dan Higuaian tidak menambah pundi-pundi gol bagi Bianconeri.

Tim biru langit berbenah di babak kedua. Formasi 3-5-2 milik mereka diubah Inzaghi menjadi 3-4-3, ketiak Felipe Anderson dan Luis Alberto dimasukkan. Lazio lebih ofensif.

Kedua pemain ini benar-benar merepotkan Juventus, sekaligus dapat membuka peluang bagi Balde dan Immobile untuk dapat mencetak gol. Sayang mereka tak cukup tajam dan beruntung untuk mengoyak gawang La Vechia Signora malam itu.

Juventus yang tampil lebih bertahan di babak kedua, apalagi setelah menarik Dybala dan digantikan oleh Lemina mampu menjaga gawang mereka tetap perawan hingga peluit panjang ditiup oleh wasit, Paolo Tagliviento.

Stadion Olimpico, Roma sempat sepi beberapa saat, dan akhirnya pecah ketika Buffon, Pjanic dan seluruh skuad Juventus yang berada di bench langsung lari memenuhi lapangan merayakan kemenangan mereka.

Dalam selebrasi penerimaan piala, bukan Buffon yang mengangkat piala. Namun, Chiellini yang malam ini mengemban tugas sebagai kapten tim diberikan kehormatan untuk mengangkatnya. Gelar ketiga berturut-turut.

 Begitu piala itu diangkat, seluruh punggawa Juventus langsung melompat-lompat kegirangan di bawah taburan Confeti (Potongan kertas kecil).

Seketika itu juga sebuah lagu mulai terdengar di Stadion Olimpico,Roma,  Storia di Un Grande Amore, anthem kebanggaan Juventus.

Juve, storia di un grande amore

 Bianco che abbraccia il nero
 Coro che si alza davvero, per te

Juve, sebuah cerita tentang cinta yang besar
 Putih yang mengapit hitam
 Yel-yel yang terucap, benar-benar untuk mu

Forza Juventus !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun