Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepenggal Cerita Anak Penjual Koran di Kota Kupang

25 April 2017   22:45 Diperbarui: 27 April 2017   01:00 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun entah bagaimana menjelaskannya, tetapi cerita saya malam ini dengan Dino tidak sedikitpun mengundang rasa iba saya, tetapi malahan rasa bangga dan hormat. Bangga karena masih ada anak-anak seperti Dino yang masih mau memperlihatkan bahwa mereka dapat berjuang di tengah kesulitan ekonomi keluarga. Hormat bagi Dino yang masih bersukacita untuk melakukan ini daripada memilih menjadi peminta-minta.

Saya tahu, Dino seharusnya tidak ada di jalanan di malam hari seperti ini. Tetapi realitas kondisi keluarganya ternyata berkata lain. Dino memilih untuk tidak menjadi peminta-minta, tetapi memilih tetap untuk menjadi pejuang. Sebenarnya saya mau berlantang keras agar anak-anak seperti Dino jangan ada di jalanan lagi di malam hari, tetapi apa daya yang dapat saya lakukan kali ini hanyalah berbagi cerita dengan Dino.

“Apa cita-citamu Dino?” tanya saya sekali lagi tetap penasaran, sambil siap menghidupkan sepeda motor saya untuk pulang, apalagi sudah hampir pukul 10.30, saatnya Dino juga untuk pulang.

Dino masih saja tidak menjawab tetapi tetap tersenyum sambil memegang erat lembaran uang untuk nantinya dimasukkan di dalam celengannya dan terus menggaruk-garuk kepalanya. Ah..Dino….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun