Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

3 Hal yang Perlu Dilakukan Jika Terjebak Lift Macet

3 April 2017   21:00 Diperbarui: 4 April 2017   21:07 5981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tombol alarm atau pertolongan/ Sumber : Emergency

Sesudah menulis tulisan berkaitan dengan lift berjudul "Sensor Keamanan Lift dan Sensor Keamanan Di Dalam Diri Kita" serta "Ini Dia Konstruksi Lift Dan Keamanannya" saya kembali dikejutkan dengan pertistiwa yang berkaitan dengan ketidakberesan beroperasinya lift yaitu Lift Macet di Gedung NCS Jakarta Barat.

Lift macet yang berisi karyawan itu akhirnya berhasil ditanggulangi. Syukur karyawan yang terjebak berhasil dievakuasi petugas pemadam kebakaran dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Pertanyaan penting langsung muncul di benak saya, apa yang harus saya lakukan jikalau terjebak dalam keadaan seperti itu ketika lift menjadi macet dan tidak mau bergerak. Saya terkadang membayangkan hal itu terjadi pada diri saya, apalagi jikalau sedang berada di dalam lift yang sudah mengeluarkan bunyi yang aneh tanda tidak “sehat” lagi.

Menurut saya, paling tidak ada 3 hal yang perlu dilakukan jika kita berada dalam kondisi tersebut. Pertama dan paling penting adalah jangan panik. Jangan mencoba memaksa untuk keluar dari lift karena bisa saja berakibat buruk, paling baik adalah menunggu pertolongan dan evakuasi dari petugas yang lebih kompeten.

Kita seringkali panik karena selain berada dalam kondisi yang tidak diinginkan, kita juga takut kekurangan udara. Jangan kuatir soal suhu atau udara di dalam lift, karena sudah ada sirkulasi udara dalam lift yang sudah diatur sedemikian rupa yang akan cukup mensuplai udara yang kita perlukan.  

Kedua, tekan tombol alarm atau tombol pertolongan. Semua lift memiliki tombol seperti ini. Setiap tombol yang ditekan akan secara otomotis mengirimkan sinyal bahwa ada masalah dengan lift. Biasanya ada 2 sistim desain tombol ini. Sistim pertama adalah 2 arah, yaitu kita akan bisa saling berkomunikasi dengan pihak teknisi atau petugas mengenai persoalan yang kita alami.

Tombol alarm atau pertolongan/ Sumber : Emergency
Tombol alarm atau pertolongan/ Sumber : Emergency
Sistim kedua adalah sistim satu arah dimana kita hanya bisa mendengar teknisi bicara sesudah kita membunyikan tombol. Teknisi akan memberitahukan bahwa mereka sudah tahu bahwa kita sedang terjebak di gedung dan mereka akan memastikan semuanya aman.

Nah, apabila ternyata tidak ada yang merespon panggilan melalui tombol maka memukul pintu dan dinding lift adalah pilihan lain  dan berharap orang-orang di luar tahu bahwa ada masalah dengan lift yang sedang ditumpangi. Namun, lakukan itu juga dengan penuh terkontrol agar tidak membuat kerusakan di bagian lift yang lain.

Sekarang jika akan masuk lift di gedung manapun saya akan iseng-iseng bertanya kepada satpam atau sesama pengguna mengenai pendapat merekan apakah tombol-tombol keamanan seperti ini berfungsi atau tidak. Tujuan saya sebenarnya sederhana saja yaitu membuat sesama pengguna lift semakin kritis akan keamanan lift yang akan digunakan.

Ketiga dan tak kalah penting adalah ambil posisi duduk dan tenangkan diri. Mengambil posisi duduk selain berarti kita dalam posisi yang aman menjaga-jaga apabila lift terjun bebas  juga membuat kita bisa relaks ketika menunggu pertolongan yang tidak bisa dipastikan lama dan cepatnya.

Selain itu dengan posisi tersebut dan ketenangan diri sambil menunggu pertolongan dari luar, sibukkan diri dengan kegiatan yang menyenangkan dan menghibur seperti main game di HP atau bercerita dengan pengguna yang sama-sama terjebak. Saling menghibur dan memberikan kata-kata positif akan sangat berarti dalam kondisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun