Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kepedihan di Balik Senyuman Penyerang Juventus, Juan Cuadrado

14 Maret 2017   12:27 Diperbarui: 16 Maret 2017   04:00 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa saya selalu tersenyum? Saya sudah terlahir untuk selalu tersenyum" Juan Cuadrado

Marcela Bello Guerrero tak bisa menahan kegembiraannya setelah pertandingan antara Juventus melawan Inter Milan tanggal 5 Februari 2017. Wanita paruh baya itu merasa menjadi orang yang paling berbahagia di dunia hari itu.

"Saya telah menunggu untuk melihat anak saya melakukan selebrasi itu, Gol itu sungguh menarik, sebuah gol yang indah. Setelah pertandingan saya hanya memeluknya dan berkata 'kau hebat'," ujar Marcela.

Marcela adalah ibu dari penyerang sayap Juventus asal Kolombia, Juan Cuadrado. Marcela pantas bersukacita karena kehidupannya bersama Cuadrado di masa lalu bukanlah kehidupan yang mudah malahan sebuah kehidupan yang keras.

Dunia serasa terbalik bagi mereka berdua ketika suami sekaligus seorang ayah, Guillermo Cuadrado diberondong peluru oleh sebuah kelompok bersenjata di kota Apartado. Saat itu, awal tahun 1990-an memang marak perang di antara geng-geng narkoba dan mafia di Kolombia.

Juan Cuadrado masih berumur 4 tahun saat itu. Ketika ayahnya, Guillermo yang kesehariannya bekerja sebagai supir truk itu ditembak, Cuadrado di perintah untuk bersembunyi di bawah tempat tidur.

Setelah peristiwa tragis itu, Marcela menjadi ayah sekaligus ibu bagi Cuadrado. Untuk bertahan hidup sekaligus membiayai hidup Cuadrado, Marcela rela bekerja di pabrik es krim di luar kota. Marcela terkadang harus menitipkan Cuadrado di rumah seorang guru, atau menitipkan ke anggota keluarga lainnya ketika bekerja.

Cuadrado dan Ibunya, Marcela/ Sumber Gambar : Instagram
Cuadrado dan Ibunya, Marcela/ Sumber Gambar : Instagram
"Kematian ayahnya membuat Cuadrado terus bertumbuh menjadi lebih baik " cerita Marcela mengenang peristiwa 24 tahun yang lalu itu.

Latar belakang pedih itu seperti tak berbekas dalam keseharian Juan Cuadrado. Cuadrado di mata penggemarnya dan teman seklub sering mencuri perhatian dengan wajahnya yang selalu tersenyum. "Mengapa saya selalu tersenyum? Saya sudah terlahir untuk selalu tersenyum,"ujar Juan Cuadrado ketika ditanya tentang kebiasaannya itu.

Di Juventus, kegembiraan di ruang ganti yang ditularkan oleh Cuadrado menjadi suatu kesan tersendiri. Cuadrado sering mengajak rekan setim untuk berdansa dan bergembira, bahkan Cuadrado sempat dijuluki sebagai pelawak sebelum Dani Alves bergabung dengan Juventus. “Apakah saya membuat rekan-rekan saya tertawa dengan bernyanyi dan berdansa? Tidak, kini DJ resmi kami adalah Dani Alves." cerita Cuadrado sambal tersenyum.

Juan Cuadrado tentu bukan bermaksud mengatakan bahwa kepedihan di masa kecilnya itu yang membuat dia tetap tersenyum, tetapi karena dengan tetap tersenyumlah dia bisa melupakan persitiwa menyakitkan itu. "Bahagia, bersyukur kepada Tuhan adalah cara saya menghadapi keseriusan dalam hidup dan lolos dari masa-masa sulit." kata Cuadrado.

Sebagai seorang yang menjadi saksi dari pembunuhan ayahnya, Cuadrado bisa dikatakan telah lepas dari trauma secara psikologis dan emosional. Kehadiran Marcela di sampingnya menjadi kunci pemain yang memulai karir di Eropa bersama Udinese itu lepas dari traumanya itu.

Marcela dan Cuadrado sering menghabiskan waktu bersama. Cuadrado seperti ingin menebus waktunya bersama Marcela yang hilang sejak dia direkrut untuk menjadi pesepakbola profesial kala berumur 13 tahun. “Dia adalah seorang ibu dan ayah bagi saya," ungkap Cuadrado tentang ibunya.

Sempat mengalami kesulitan mendapat kesempatan bermain bersama Chelsea, Marcela terus mendukung penuh karir dan kehidupan Cuadrado. “Saya terus berdoa buat dirinya setiap malam, dan saya berharap agar dia tetap rendah hati dan selalu tersenyum. Engkau bisa kehilangan semuanya dalam sekejap tetapi kerendahan hati dan kebahagiaan itu bisa tetap ada” kata Marcela, menginspirasi.

Tak dapat dipungkiri bahwa sepak bola dan doa dukungan ibunya yang telah membuat Cuadrado menjadi seperti sekarang ini. Setelah sempat mendapat kesulitan bermain di Chelsea, sekarang Cuadrado menjadi aktor penting di balik kesuksesan Juventus yang terus melaju dalam setiap kompetisi yang diikuti.

“Apa yang saya lihat di masa depan saya? Masa depan saya di sini sekarang. Ini untuk memenangkan banyak hal, kemudian apa yang selanjutnya hanya Tuhan yang tahu,” ujar Cuadrado yang tetap rendah hati di antara puja-puji yang diterima.

Untuk kegiatan yang akan dilakukan sesudah pensiun di sepak bola nanti, Cuadrado mempunyai rencana tersendiri. Cuadrado berencana akan kembali ke Medellin, Kolombia untuk berkonsentrasi penuh dengan yayasan yang didirikan olehnya. Yayasan yang akan bergerak di berbagai bidang terutama kemanusiaan untuk membantu anak- anak Kolombia yang miskin dan terlantar.

Paling tidak, Cuadrado akan membagikan pengalamannya dan menginspirasi anak- anak lain untuk tetap "menikmati hidup" serta tersenyum di balik kepedihan yang dialami mereka. S

Dini hari nanti, Juventus akan kembali berhadapan dengan FC Porto dalam leg kedua Liga Champions. Kesempatan kita untuk melihat kembali senyuman Cuadrado, dan menyadari bahwa senyuman itu tetap muncul dari sebuah kepedihan. Salut.

Referensi : 1 I 2 I 3 I

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun