Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Metamorfosis Kampung Kumuh Menjadi Kampung Warna Warni

21 Februari 2017   17:04 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:27 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, peran serta masyarakat sebagai eksekutor dari konsep itu. Membuat masyarakat terlibat dan memiliki pola pikir yang baru dan berbeda akan serta merta membuat masyarakat mempunyai rasa memiliki yang kuat.

Bapak ibu tidak terganggu, orang-orang banyak berdatangan?”tanya saya kepada seorang bapak yang sedang menjaga warungnya. “Ya..tidaklah mas, walaupun pada awalnya sedikit terganggu tapi setelah warung saya tambah ramai pembelinya ..ya silahkan” jawab sang bapak sambal tersenyum. Sebuah bukti bahwa pola pikir masyarakat telah berubah.

Terakhir dan tak kalah penting, peran pemerintah. Walaupun kelihatan tidak terlibat dari pertama, peran pemerintah untuk mendorong, ikut memelihara sangatlah berguna. Keinginan pemerintah untuk membangun jembatan penghubung adalah bukti bahwa pemerintah juga ingin terlibat aktif di dalamnya. Pemerintah juga harus terlibat di dalam pengembangan termasuk di dalamnya ikut memastikan bahwa retribusi yang dipungut digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Semoga bertahan lama, Kampung Warna Warni (dokpri)
Semoga bertahan lama, Kampung Warna Warni (dokpri)
Akhirnya, dalam perjalanan pulang, saya masih menggantungkan harap. Harapan saya, jika saya kembali lagi di waktu waktu mendatang semoga masih seindah dan sebersih sekarang. Sebuah tantangan dan harapan menilik banyak proyek inovatif seperti ini yang tidak bertahan lama umurnya dan hanya indah di awalnya. “Ah..semoga tidak terjadi” kata saya dalam hati sambal berpikir adakah tempat di daerah saya yang dapat dibuat seperti kampung tridi atau kampung warna-warni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun