Hari ini Netizen termasuk saya dibuat tersenyum-senyum sendiri ketika menggunakan mesin pencari Google terkhususnya ketika meminta pertolongan mesin pencari untuk mencari siapa aktor di balik bersihnya sungai-sungai di Jakarta. Tentu pertanyaan-pertanyaan seperti ini dipicu oleh pernyataan salah satu Cagub yang mengatakan bahwa sungai-sungai di Jakarta bersih karena Fauzi Bowo aka Foke dan bukan karena Ahok.
Cara Kerja Mesin Pencari Google
Ketika kita menggunakan mesin pencari dan mencoba mengetikan kalimat seperti ini “Sungai bersih karena Foke” maka Google akan membalas seperti ini “Mungkin maksud anda: Sungai bersih karena Ahok”. Haha. Saya langsung tersenyum ketika melihat tulisan itu, kupikir akal-akalan atau editan orang yang memposting pertama kali soal ini di Facebook. Ketika mencobanya sendiri baru saya percaya, hehe.
Saya percaya bahwa perusahaan sekelas Google tidak main-main ketika menyarankan seperti ini. Perusahaan yang dibangun di tahun 1997 ini mempunyai cara kerja khusus untuk mesin pencarinya. Secara garis besar paling tidak ada tiga langkah yang dilakukan oleh sistem pencarian Google. Ketiga langkah tersebut adalah Crawling, Indexing, Algoritma dan Fighting Spam.
Penjelasan singkat untuk langkah-langkah tersebut seperti ini. Ketika kita mengetikkan sesuatu, maka mesin pencari Google akan memulai proses pencarian kata yang kita maksudkan dengan menjelajahi sekitar 60 triliun halaman situs yang ada di dunia maya. Angka ini telah berkembang dengan pesat karena di tahun 2014 masih tercatat sekitar 30 triliun halaman saja. 100 persen kenaikan dalam dua tahun. Luar biasa.
Dalam proses ini, Google menggunakan perangkat lunak yang biasa disebut dengan istilah Spider. Perangkat ini akan berjalan otomatis menjaring website-website yang ada dan mengambil data-data yang tersimpan yang jumlahnya sangat banyak itu dan menampilkannya ke halaman hasil pencarian. Proses pencarian inilah yang disebut dengan Crawling.
Sesudah selesai menjelajahi kalimat yang dimaksudkan, maka data-data itu dipilah pilih dari setiap halaman dengan menggunakan elemen kunci seperti tag judul, deskripsi data tentang gambar dan sebagainya. Ini seperti sebuah ringkasan dari setiap halaman web dan lalu dijadikan sebagai sebuah database. Langkah kedua ini disebut Indexing.
Setelah proses Indexing telah habis dikerjakan, maka Google terus bekerja menggunakan algoritma yang sangat kompleks untuk mencari konten yang paling tepat untuk ditampilkan oleh sistim sebagai hasil pencarian kepada pengguna. Ini juga didasarkan kepada popularitas atau rangking dari link tersebut serta relevansi dari kalimat pencarian. Langkah ini yang disebut Algoritma. Langkah terakhir Google yaitu memilih Web yang terindikasi melakukan aktivitas Spam sehingga akan disembunyikan Google dari prioritas hasil pencarian. Ini membuat tidak ada hasil pencarian “ngaco” yang akan ditampilkan oleh Google.
Populer, Rasional dan Relevan
Kesimpulannya adalah Google akan otomatis memilih bagi kita jawaban yang paling populer, paling rasional dan relevan berdasarkan penjelajahan yang begitu “panjang” yang dilakukan oleh Google.
Kecepatan waktu Google untuk mengeluarkan hasil pencariannya yang kurang lebih 1/8 detik tidak serta merta bahwa hasil pencarian itu tidak didasarkan oleh langkah-langkah ilmiah yang telah terprogram sehingga jikalah ketika kita menulis “Sungai bersih karena Foke” dan Google membalas dengan “Mungkin maksud anda: Sungai bersih karena Ahok” ini berarti kata kunci pencarian kita sebelumnya itu bisa dianggap tidak populer, relevan dan pasti tidak rasional.
Walaupun demikian, jangan sampai dianggap bahwa dalam panasnya Pilgub DKI, Google akan pro salah satu pihak. Lagian jika harus berpihak mending perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini lebih condong ke Amerika sana yang lagi panas-panasnya Trump Vs Hillary. Selain lebih seru dan strategis, mungkin mendatangkan keuntungan finansial yang lebih banyak. Haha.
Setelah kejadian ini, saya berpikir mungkin para ahli IT dari masing-masing calon termasuk pak Roy Suryo mungkin harus menyiapkan langkah strategis, mengantisipasi dengan mengintervensi paling tidak dalam proses Crawling sehingga jikalau nanti diketikkan “Sungai bersih karena .......” (isikan dengan nama calon yang lain) tidak lagi muncul nama Ahok. Hanya salah satunya dengan cara perbanyak halaman web yang pro calon yang dipilih dan memblok halaman calon yang lain. Asal Google dan Youtube jangan diblokir ya. Haha. Tetapi saya pikir langkah ini agak tidak mungkin.
Ya sudah, demikian cerita hari ini dan paling tidak Google telah membuat saya dan mungkin anda tersenyum kocak di hari senin yang super sibuk ini. Salam.
---
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H