Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Kupang ke Jakarta dengan Rasa Kompasiana

21 Agustus 2016   09:13 Diperbarui: 21 Agustus 2016   09:30 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mba Imez, mas Yudha, Kompasianer Arnold dan mas Boy (Sbr gbr : Arnold)

Ruangan dimana setiap tulisan Kompasianer itu diterima, diterawang dan dipilah pilih itu berukuran cukup luas. Puluhan kursi berjejer rapi di dua sisi lengkap dengan meja dan partisi pembatasnya. Warna oranye, hijau, pink dan biru membuat ruangan itu terasa lebih “hidup”. Beberapa kata motivasi tertulis dengan rapi di beberapa sisi dinding. Menarik.

Show your True Color (Sbr gbr : Arnold)
Show your True Color (Sbr gbr : Arnold)
Sesudah itu, sebelum keluar  ruangan  tersebut saya diperlihatkan sebuah ruangan tunggal. “Ini ruangan kang Pepih...” kata mas Boy.”Saya boleh berfoto di depannya?” kata saya. “Hmm...kelihatannya tidak boleh” kata mas Boy cepat. Haha. Saya paham kok.

Saya tidak langsung pulang, saya masih diajak berbincang cukup panjang dengan mas Boy mengenai  Flores (pengalamannya meliput acara Kemaritiman di Larantuka). Ngobrol kami di ruangan lobi lantai 6 itu diakhiri dengan berfoto bersama mba imaz dan mas Yudha sebelum berpamitan pulang. “Kapan-kapan kesini lagi mas” pesan mas Yudha ramah mengiringi saya beranjak pulang .

Data ruangan yang menempati lantai 6 (sbr gbr :Arnold)
Data ruangan yang menempati lantai 6 (sbr gbr :Arnold)
Selain ruangan dimana Kompasiana berada, ada beberapa ruangan  lain di luar. Ada beberapa ruang rapat di luar dan juga ruang diskusi. Penamaan ruangan di berikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan internet dan komputer. Pentium, Symbian, bandwith dan Firefox menjadi nama yang diberikan untuk beberapa ruang rapat. Mungkin harapannya agar kualitas rapat setara dengan kualitas teknologi dan kecepatan rapat juga jangan terlalu lama. Hihi.

Nah di sisi lain, ada juga ruangan yang bisa digunakan untuk kegiatan komunitas. Gratis. "Pak Tjipta adalah salah satu yang menggunakan ruangan ini untuk kegiatan mas" info dari mas Boy. "Jadi, kalau Komunitas Flobamora mau buat kegiatan di Jakarta, udah ada ruangannya" pikir saya dalam hati. Mimpi kali yee..Haha.

Firefox Room di Kompas (Sbr gbr : arnold)
Firefox Room di Kompas (Sbr gbr : arnold)
Sesudah merasa cukup berfoto dan berbincang, akhirnya saya diantar mas Boy keluar ruangan, dan diantar ke lantai dasar.  Selesai sudah tur singkat Kompasianer Kupang ini ke Kompasiana. Berkesan.

Dalam perjalanan pulang ke penginapan dengan Gojek, saya melamunkan pandang setinggi gedung-gedung pencakar langit di Jakarta. Menemukan diri berpijak di tempat dimana saya tidak pernah membayangkannya, ini akan menjadi cerita dan pengalaman tersendiri yang tidak akan terlupakan, orang Kupang yang berkunjung di Jakarta ke Kompasiana pula.

“Enjoy Jakarta..” begitu kata mas Nurul ketika saya kabari sedang berada di Jakarta minggu lalu. Walaupun sibuk karena menunaikan tugas negara dengan mengikuti pelatihan di Jakarta, namun maksud mas Nurul mengatakan  “Menikmati Jakarta”  memang akhirnya kesampaian dan terasa nikmat karena adanya “rasa” Kompasiana di dalamnya.

Pengalaman diajak Ngebuzzer (Siaran Pers Jazz Gunung  Bromo 2016), lalu diundang Nangkring BPNB hingga dijamu di “markas besar” Kompasiana membuat kunjungan kali ini menjadi terspesial selama hidup saya.

Menengok ke belakang, saya pikir, jika bukan karena Kompasiana maka semua ini tidak mungkin akan terjadi. Hal ini semakin memotivasi saya untuk lebih rajin dan produktif menulis di media warga ini, apalagi (sedikit sombong..haha) dengan status Kompasianer Flobamora pertama yang pernah berkunjung ke Kompasiana maka memang saya seharusnya lebih konsisten dan produktif untuk menulis. Hahaha.

“Jikalau mau datang lagi, kabarilah jauh hari..biar kita bisa keliling lebih lama di Kompas Gramedia dan juga ngopi bareng ” begitu bunyi WA mas Nurul bersahabat seperti biasanya. “Siap mas” balas saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun