Final Copa America Centenario 2016 mempertandingkan Chile melawan Argentina. Selain menjadi ulangan pertandingan final tahun 2015, kedua tim memendam ambisi masing-masing.
Jika Chile berkeinginan kuat untuk mempertahankan gelar mereka, Argentina mencoba memuaskan dahaga mereka yang sudah lama tidak merasakan gelar sejak Copa America 1993.
Stadion Metlife menjadi tempat penyelenggaraan dari pertandingan final Copa America “spesial” ini. Menurut catatan di stadion yang ditangkap kamera TV, 82.026 orang menjadi saksi dari pertandingan Final ini.
Berikut susunan pemain kedua tim. Argentina (4-3-3) : 1-S. Romero, 13-Funes Mori, 4-Mercado, 17-Otamendi, 16-Rojo, 6-Biglia, 14-Mascherano, 19-Banega, 7-Di Maria, 10-Messi, 9-Higuain. Chile (4-3-3) : 1-C.Bravo, 18-G.Jara, 6-Fuenzalida, 11-Vargas, 8-Vidal, 15-Beausejor, 4-Isla, 21-Diaz, 17-G.Medel, 20-C.Aranguiz, 7-A.Sanchez
BABAK PERTAMA
Belum genap satu menit, Ever Banega sudah mengancam gawang Chile, beruntung bola masih meluncur beberapa inchi dari gawang Bravo. Sesudah itu pertandingan berlangsung dalam tempo yang datar saja. Malahan, beberapa kali pertandingan harus dihentikan sementara karena pemain Chile yang cedera.
Tempo pertandingan kembali meninggi sejak Messi dijatuhkan Diaz di sisi luar kotak pinalti Chile di menit ke-15. M.Diaz harus mendapat kartu kuning karena menjegal Messi dengan keras. Tendangan bebas langsung diambil Messi. Beruntung kolega Messi di Barcelona, Bravo, masih dapat membaca tendangan bebas Messi.
Enam menit kemudian Higuain membuang peluang 100% gol. Memanfaatkan kesalahan backpass pemain belakang Chile, Higuain sudah berada dalam posisi one on one dengan Bravo. Sayang, tendangan lob dari Higuain yang sudah melewati Bravo meluncur tipis di samping tiang gawang.
Setelah itu pertandingan mutlak menjadi milik Argentina. Terlihat, beberapa kali Argentina mengurung Chile hingga hampir seperempat lapangan. Sebaliknya, Chile semakin menumpuk pemain sambil terus mengulur waktu. Hingga menit ke-35 pertandingan masih imbang tanpa gol.
Menit ke-39 Messi harus rela mendapat kartu kuning karena dianggap diving di kotak penalti. Pelatih Argentina terlihat marah-marah di pinggir lapangan karena kartu kuning dari wasit untuk pemain andalannya.
Tiga menit kemudian pendukung Chile bergumuruh ketika Vidal dijegal dengan keras dari belakang oleh M.Rojo. Rojo mendapat kartu merah langsung karena insiden tersebut. Sesudah insiden ini, kamera TV terlihat menangkap bendera Chile yang dikibar-kibarkan oleh pendukung Chile. Pendukung Chile kembali bersemangat di tengah pertandingan yang semakin keras.
BABAK KEDUA
Kedua tim memulai pertandingan dengan berhati-hati di awal babak kedua. Chile lebih duluan mengambil inisiatif penyerangan melalui top skor turnamen Eduardo Vargas, tetapi pertahanan Argentina masih kokoh dibawah komando Otamendi.
Peluang yang cukup signifikan dimiliki Chile melalui M.Isla. Dalam sebuah skema, Isla dapat secara terbuka melepaskan tendangan dari luar kotak penalti Argentina. Namun sayang, bola masih melebar. Selamatlah gawang Romero di menit ke-54.
Argentina terlihat kalah bersaing di lini tengah. Melihat hal tersebut, Tata Martino memilih mengeluarkan Di Maria dan memasukkan gelandang tengah, Matias Kranevitter di menit ke-57. Pergantian pertama Argentina di pertandingan ini.
Argentina kembali menekan Chile. Tetapi Chile yang kembali membuat peluang di menit ke-64 ketika empat pemain depannya berlari kencang dalam skema serangan balik dan berhadapan dengan tiga pemain bertahan Argentina. Sayang, Alexis Sanchez terlanjur terperangkap Offside ketika menerima umpan dari Isla.
Namun bukan Argentina yang mendapat peluang bersih setelah pergantian ini. Menit ke-79 Chile mendapat tendangan on target pertamanya melalui Vargas. Beruntung Romero masih sigap menangkis bola keras Vargas. Selamatlah gawang Argentina.
Argentina mencoba membalas melalui Kun Aguero di menit ke-82. Menerima umpan matang Messi, Kun Aguero gagal melepaskan tembakan akurat. Bola tendangan Aguero malahan mengarah ke arah penonton di belakang gawang Chile. Tembakan meleset dengan arah yang sama juga dilakukan oleh Banega di menit ke-88. Hingga menit ini terlihat pemain kelas dunia Argentina seperti kehilangan akurasi tendangannya.
Gelombang serangan Messi dkk dibalas oleh Chile. Di menit ke-90, melalui pergerakan Sanchez di sisi kanan pertahanan Argentina, bola dikirim ke mulut gawang, beruntung lini pertahanan Argentina masih berada di konsentrasi yang cukup. Bola berhasil kembali dibuang Funes Mori ke tengah lapangan.
Hingga selesainya 90 menit plus injury time, skor 0-0 bertahan untuk kedua tim. Pertandingan dilanjutkan ke Extra time.
15 MENIT PERTAMA
Kelelahan fisik dan mental membuat benturan-benturan keras tidak terhindarkan di awal kedua. Emosi pemain lebih gampang dilecut dalam situasi seperti ini. Gelandang tengah Argentina,Knavitter, sampai membanting bola di depan wasit. Hadiah kartu kuning di menit ke-93 terasa layak bagi pemain yang baru masuk di babak kedua ini.
Romero dan Bravo saves !. Dua kiper ini menjadi aktor kunci di menit ke 98 dan ke-99. Jika di menit ke 98 Sergio Romero menunjukkan penempatan posisi yang akurat ketika menangkap sundulan Vargas, maka semenit kemudian Bravo melakukan penyelamatan spektakuler ketika menepis sundulan Aguero.
Pergantian mengejutkan dilakukan oleh pelatih Chile di menit ke-103. Alexis Sanchez digantikan oleh pemain bertahan, F.Silva. Memang terlihat Sanchez agak pincang ketika keluar lapangan namun bisa saja Pizzi berharap dapat menahan Argentina 0-0 dan berharap keberuntungan di babak adu penalti.
15 MENIT KEDUA
Argentina memulai mengatur serangan di babak tambahan kedua ini. Tendangan sudut pertama di babak ini pun mennjadi milik Argentina, tetapi tumpukan pemain belakang Chile masih sulit ditembus.
Vargas out!. Bukan Alexis saja yang digantikan, tetapi top skor mereka Eduardo Vargas juga ditarik keluar digantikan Castillo. Sepertinya, Pizzi membutuhkan pemain lebih segar.
Melihat Chile yang semakin defensif, Martino melakukan pergantian terakhirnya. Gelandang tengah, Ever Banega ditarik keluar digantikan Erik Lamela. Hasil dimasukkannya Lamela segera terlihat, serangan Argentina semakin menggigit dan melahirkan tendangan bebas di menit ke-112. Sayang tendangan Messi yang biasanya membawa maut digagalkan oleh pagar tebal pemain Chile. Selamatlah gawang Bravo.
Babak Adu Penalti
Penendang pertama Chile, Arturo Vidal gagal!. Tendangan Vidal ke sudut kanan gawang Argentina berhasil dibaca Romero. 0 -0. Messi Gagal!. Mengejutkan karena tendangan Messi juga tidak menemui sasaran.
Penendang kedua Chile, Castillo. Gol. Tendangan kerasnya berhasil mengelabui Romero. Mascherano,Gol. Tendangan keras di posisi yang sama dengan Castillo juga masuk ke gawang Bravo.
Penendang ketiga Chile, Aranguiz. Gol. Romero terlihat mati langkah akibat tendangan Aranguiz. Aguero Gol. Walaupun sudah dibaca Bravo, tendangan Aguero terlalu jauh untuk dijangkau Bravo.
Chile tinggal menunggu penendang kelimanya, jika berhasil maka juara. Penendang kelima Chile F. Silva berhasil menyelesaikannya dengan baik. Tendangannya berhasil mengelabui Romero. Chile juara Copa America 2015.
Gelar kedua bagi Chile dan kegagalan final ketiga bagi Messi dkk.
Gelar Chile semakin lengkap sesudah berhasil menyapu bersih semua gelar yagn disediakan.
Claudio Bravo (Kiper Terbaik)
Eduardo Vargas (Top Skor)
Alexis Sanchez (Pemain terbaik)
Selamat Chile!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H