Menjelang Siang.
Ide untuk menulis tiba-tiba menguap begitu saja. Setelah dicek ada suara ringkih keluar dari perut a.k.a lapar. Ini tentu berlawanan dengan motto saya sebelum melakukan sesuatu. “Perut sejahtera, pikiran sejahtera, ide mengalir”.Hehehe...
Dapur. Setelah di cek di dapur, amunisi yang tersisa hanya untuk senjata ringan. Mie Instan. Tapi jangan salah, walaupun ringan tetapi berkelas internasional. Mengapa kenapa? Saya mempunyai Mie Instan produksi luar negeri lho.
Oktober tahun lalu, adik ipar tersayang melakukan perjalanan singkat ke 3 negara, Singapura, Thailand dan Malaysia. Saking sayangnya sama saya maka setelah keliling 3 negara dia menghabiskan uangnya untuk membelikan saya 1 bungkus Mie Instan, dan syukurlah siang ini, di tahun yang baru, saya baru menyadari bahwa mie instan itu masih ada. Thanks my bro..
Penang Laksa. Itu nama Mie Malaysia ini. Ukuran kemasannya sedikit lebih besar dari Mie Instan negara kita. Kemasannya juga memiliki beberapa label standar. Ada label halalnya, komposisi, kandungan gisi dan tanggal kadaluarsa. Setelah dicek satu persatu, ternyata aman untuk dimakan. Syukurlah....
Eh..yang menarik tulisan di Komposisi Mie ini, selain mengandung bahan standar seperti tepung gandum, dan minyak kelapa sawit, dikatakan mie ini juga mengandung kondisioner. Lengkapnya, kondisioner yang dibenarkan.
Tetapi setelah dipikir-pikir, saya yakin bahwa maksud kondisioner adalah sama dengan bahan, jadi bahan-bahan yang dibenarkanlah, alias bahan yang wajar dan sehat. Kan kalau tidak dibenarkan ya disalahkan dong produsennya..hihiihi..
Bagaimana soal rasa. Nah, kalau mie instan kita rata-rata mengandung 3 bumbu yang dipisah. Kecap, bumbu dan cabe dan ada yang seperti kriuk-kriuk itu lho. Mie Malaysia ini semuanya dicampur menjadi satu. Ini mungkin yang dinamakan ‘Perencah cili isi ikan’. Bukan perancah lho..kalo perancah mah itu untuk pekerjaan konstruksi tuh..hahaaah…
Nah karena dicampur menjadi satu maka saya memasukannya semuanya. Dari rasanya, lezat lho. Mie Instan ini cukup empuk jika dibandingkan dengan Mie kita. Walaupun sedikit asin namun campuran bumbunya yang mengandung butiran ikan yang dihaluskan membuat terasa gurih di lidah.
Setelah selesai melahapnya, saya menarik napas panjang…puas, walaupun hanya melalui menikmati Mie ini saya serasa di Malaysia. Bukan semalam di Malaysia tetapi sedapur di Malaysia. Hehehe…
