Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ini Dia Konstruksi Lift dan Keamanannya

12 Desember 2015   13:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:36 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian jatuhnya lift di gedung Nestle mungkin bagi beberapa orang bukanlah kejadian yang luar biasa karena “hanya” memakan korban jiwa dua orang. Tetapi tentu bagi orang-orang yang terus setiap hari menggunakan lift sebagai sarana transportasi antar lantai gedung, kejadian ini bisa menjadi kejadian yang menakutkan dan mengkuatirkan.

Mengapa? , seringkali sebagai pengguna lift kita hanya tahu untuk menggunakannya saja tanpa berpikir bagaimana lift itu bekerja. Mungkin kita merasa cukup tahu tentang membuka tutup lift serta menekan tombol sebagai indikator dimana lift kita berada dan tertuju.

Hal ini membuat kita akan sedikit bingung ketika membaca berita penyebab tentang jatuhnya lift di gedung tersebut. Ditengarai penyebab jatuhnya lift adalah putusnya tali utama atau main rope. Dimanakah letak tali tersebut?. Perhatikan gambar dibawah ini.

Kemungkinan besar yang dimaksud dengan main rope adalah steel cables di gambar ini. Di gambar ini jelas sekali bagian paling atas adalah bagian pemeliharaan yang terdiri dari ruang mesin, motor dan unit pengontrol. Di bagian ini pula lift akan sering dikontrol apakah masih layak pakai atau tidak.

Kejadian kemarin hampir sama dengan kejadian di taman kemayoran pada akhir September tahun ini. 9 orang menjadi korban luka dalam kejadian ini. Jika di Gedung nestle jatuh dari lantai 7 sampai lantai 3 maka di kemayoran dari lantai 8 jatuh hingga lantai dasar.

Dari kejadian yang waktunya berdekatan ini, mungkin ada beberapa hal yang bisa kita pelajari, pertama,bagi pengguna jika tidak terlalu terburu-buru mungkin kita bisa menggunakan tangga sebagai media, hitung-hitung olahraga juga (tentu dengan jumlah lantai yang tidak terlalu banyak).

Kedua, ketika menemukan ada yang aneh dari pergerakan lift, jika keluar lift kita bisa melaporkannya pada keamanan gedung atau pihak yang berotoritas, karena soal kabel yang sudah lama kita sebagai pengguna akan susah mendeteksinya kecuali pihak yang berwenang.

Ketiga, sebagai pengelola gedung kita mungkin harus terus mengontrol dan memelihara keberadaan lift di gedung dan mungkin mengupdate teknologi terbaru dari lift tersebut. Maksud saya, akan sangat baik kalau ada teknologi yang bisa menyensor kelebihan beban dan kondisi lift yang tidak layak maka dengan sendirinya lift tidak akan bergerak .

Akhirnya, saya berharap tidak ada lagi kejadian yang serupa di gedung yang berbeda dan turut berdukacita bagi keluarga korban.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun