[caption id="" align="aligncenter" width="285" caption="LNM, akankan menemui jalan tengah (Sbrgbr:CHIP)"][/caption]
Ada yang menarik dari dialog Kompas Sport malam ini yang menghadirkan La Nyalla Mataliti (LNM). Setelah sehari sebelumnya Menpora yang dihadirkan, kali ini kehadiran LNM serasa ingin mengkonfirmasi beberapa hal.
Dialog sudah dimulai, LNM sudah mulai menyalahkan Djohar Arifin setelah dipancing oleh presenter Kompas Sport. LNM mengendus keterlibatan Djohar karena LNM melihat bahwa Djohar sudah tahu akan langkah-langkah yang diambil Menpora sebelum Kongres PSSI berlangsung. Sepertinya, LNM ingin mengatakan adanya konspirasi antara Djohar dan Menpora untuk menggagalkan Kongres PSSI pada waktu itu, berkaitan dengan SP 1, SP2 dari Menpora.
LNM menjadi orang yang lebih banyak tidak tahu daripada tahu pada diskusi ini apalagi jika ditanyakan akan hal-hal yang belum beres pada PSSI. Contohnya berkaitan dengan NPWP dan Surat Ijin Usaha dari beberapa Klub yang belum beres, LNM menyatakan bahwa itu urusan dari PT. Liga sebagai Operator liga, sedikit kontras karena beberapa saat sebelumnya LNM mengatakanbahwa PT.LIga adalah PSSI sendiri karena ada saham PSSI di PT.Liga.
LNM bersembunyi di kenyataan bahwa dirinya baru bergabung dengan PSSI baru beberapa tahun terakhir dan belum tahu banyak tentang PSSI. Di lain sisi, LNM juga tak mau kalah mengungkapkan prestasinya yang membawa TImnas bergerak maju dalam rangking FIFA dari urutan 172 ke 159.
Mengenai keuangan yang transparanpun, walaupun dia akhirnya setuju dengan semangat Menpora, LNM tidak tahu menahu tentang pelaporan keuangan apalagi yang urusannya menggunakan dana APBD. LNM menyarankan presenter untuk menanyakan hal itu kepada bendahara zaman Achsanul Qosasih.
Sampai titik ini, saya melihat walaupun sebelumnya sebagai wakil ketua PSSI tetapi serasa paling bersih di PSSI.
Selanjutnya, Beberapa kali LNM berusaha menerangkan bagaimana kronologis dari kisruh ini sampai akhirnya Menpora mengeluarkan Kartu trufnya yaitu melarang POLRI untuk mengeluarkan ijin. LNM juga mempunyai pandangan sendiri mengenai dualismePersebaya.
Sekali lagi LNM mengatakan bahwa 18 klub ISL ada di belakangnya, hal ini yang rasannya membuat dia yakin akan membuat Menpora ketar ketir juga untuk menyelamatkan Sepakbola kita. Dukungan dari FIFA dan ancaman sanksi yang dikatakan LNM sebagai ancaman yang “Seram” juga berusaha digunakan LNM. Ini jelas berbenturan dengan tembok tebal karena Menteri mengatakan bahwa Indonesia memiliki kedaulatan dan FIFA seharusnya menghormati itu.
Memiliki nomor telepon Menpora, LNM diakhir acara mengatakan sudah menSMS Menpora tetapi belum dibalas. LNM berharap dapat bertemu Menpora dan menjelaskan ini semua.
Beberapa poin yang dijelaskan oleh LNM jujur membuat saya semakin pesimis bahwa akan ada titik temu dari kedua orang ini. Sikap pemberontak yang diakui sendiri LNM di acara ini akan membuat dia sulit menyerah atau berbesar hati mencari jalan keluar seperti yang Menpora inginkan.
Mungkin solusi terbaik adalah menunggu kedua petarung ini lelah…sehingga ada panggung baru yang dibuka…kapan itu?..Kita tunggu saja…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H