Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Andrew Chan & Myuran Sukumaran Jadi Nama Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia di Kampus Ini

1 Mei 2015   13:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_363816" align="aligncenter" width="490" caption="Tawaran Beasiswa dengan nama Chan dan Sukumaran (sbrgbr:theaustralian)"][/caption]

Seperti dirilis olehSitus The Australian, Australia CatholicUniversity telah menyediakan beasiswa dengan nama dua narapidana mati Bali 9 yang telah dieksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa Indonesia ini akan membiayai perkuliahan secara penuh hingga 4 tahun, selain didasarkan oleh prestasi akademik dan penulisan esai yang diberikan tema “Kesucian hidup manusia”.

Wakil Rektor Universitas ini, Greg Carven, mengatakan bahwa walaupun ini hal yang sangat kecil yang dapat diberikan kampus, tetapi secara simbolis ini akan memberikan kontribusi yang besar kepada pemerintah Indonesia melalui mahasiswanya untuk dapat menghapus hukuman mati di Indonesia. Selain itu, ini merupakan penghargaan dan penghormatan yang besar dari pihak Universitas terhadap Adrew Chan dan Sukumaran.

Professor Craven, yang juga seorang pengacara memang selama ini dikenal sebagai pejuang di belakang layar agar Andrew Chan dan Sukumaran diberi pengampunan dan jangan samapi dihukum mati.

Walaupun yakin bahwa ini merupakan terobosan yang besar, namun Professor Craven juga terkejut karena langkahnya ini juga mendapatkan kontra dari email yang dia terima. Email dari salah satu mahasiswa itu mencoba menjelaskan bahwa Chan dan Sukumaran bukanlah seorang pahlawan yang perlu diberi penghormatan seperti ini.

Mahasiswa itu juga menambahkan bahwa, Chan dan Sukumaran mungkin telah berubah, tetapi itu didapat ketika mereka telah dipenjara. Jika mereka tidak dipenjara atau dibebaskan, mungkin sekarang mereka kembali memasok narkoba lagi.

Tetapi Craven telah bersikukuh bahwa ini merupakan sikap oposisi terhadap hukuman mati, bagi Craven hukuman mati adalah hukuman kekerasan, kejam dan tidak bermoral, dan sayangnya itu masih terus berlanjut.

Menurut pendapat saya, jelas terlihat bahwa masyarakat Australia pun pro dan kontra terhadap cara pandang Prof. Craven dan sikap Universitas. Secara pribadi, saya setuju untuk tidak menyetujui hukuman mati, tetapi di lain sisi menganggap Chan dan Sukumaran sebagai seorang pahlawan pun saya rasa tindakan yang masih prematur.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun