Wasit Ahmad Suparman memang sudah “dipecat”5 hari lalu melalui akun twitter La Nyala Mataliti, kisah kebencian terhadap dirinya memuncak dan perlahan – lahan melambat, ketika sehari setelahnya Ketua Komite Wasit Roberto Rouw pun angkat bicara, bahwa lisensi kewasitan AS pun “akan” dicabut. Karirnya akan selesai, begitu kira – kira.
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="AS memimpin pertandingan (sbrgbr:okezon)"][/caption]
Setelah kisah kebencian itu tersaji lengkap, hari ini melalui media online yang saya baca, AS mencoba "mengklarifikasi" dengan mengatakan beberapa poin :
1.AS tidak disuap untuk melakukan pelanggaran berat tersebut
"Saya berani sumpah, Demi Allah tidak ada kaitannya dengan suap atau apa pun. Tidak ada intervensi yang saya terima. Ini murni kesalahan saya, dan saya akui," kata Ahmad Suparman ,
Artinya apa, bahwa beliau secara tidak langsung menangkis bahwa tidak ada intervensi apapun dari pihak luar untuk menentukan hasil akhir pertandingan, dan isu yang mengatakan dia menjadi alatnya (mafia sepakbola).
2.AS kelelahan secara fisik
"Sejak awal, rasanya saya blank saja. Seperti tidak konsen ke pertandingan. Mungkin juga badan saya kurang fit, sebelumnya juga habis memimpin pertandingan Mitra Kukar di Kalimantan, dan langsung terbang ke Papua,"tukasnya.(jaringnews.com)
Beliau menambahkan bahwa ini akibat kelelahan fisik yang sangat, yang membuat beliau tidak konsentrasi dalam memimpin pertandingan, (yang sayangnya disiarkan langsung Televisi).
[caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="AS ,jg guru di SDN Ciawi JAtinangor (sbrgbr:tribunews)"]
Sebagai pecinta sepakbola saya pikir hal ini bisa saja terjadi pd setiap wasit, AS yang juga guru SDN Ciawi di Jatinangor, tetap juga manusia, kelelahan secara fisik dan hilang konsentrasi mungkin saja terjadi, namun apakah itu menandakan AS tidak professional?, apakah itu berarti bahwa kelelahan bisa saja menimpa wasit yang lain? Dan apakah akan ada tindakan pencegahannya untuk tidak terulang lagi?, apakah ada juga yang harus bertanggung jawab? .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H