Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Kurang "Pede" Promosikan Calegnya

1 Maret 2014   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:20 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontestan utama dalam Pemilu mendatang adalah Partai dan Calon legislator yang diusungnya, paket ini bukanlah paket yang harus dipisahkan namun menyatu menjadi satu,kalo kita perhatikan maka, Caleg ini seperti Salesman yang menjual rumah (partai), rumah nampak bertambah indah apabila dipromosikan dengan benar, dan sebaliknya  partai memang harus tepat memilih sales  (Caleg) yang berkualitas,dari rekam jejak mereka,integritas mereka dan kejujuran mereka.

Namun yang terjadi sebaliknya, paket ini menjadi paket yang tidak seimbang, alias terbagi - bagi, nampak sekali partai kurang "pede" mempromosikan Caleg yang berbaju kepartaian, beberapa alasan saya pikir seperti ini :

Partai “Ragu/tidak tahu"  tentang jejak rekam Calegnya sendiri.

Jejak rekam memang menentukan kualitas seorang Caleg masa kini atau masa mendatang, jejak rekam juga meneguhkan bahwa partai mengenal calegnya sendiri, pembiaran partai ketika mendapati calegnya ternyata mempunyai jejak rekam moralitas dan etika yang buruk menandakan bahwa Caleg pasrah/ mengambil resiko ketika menerima seorang Caleg atau bisa juga bahwa partai membiarkan kriteria - kriteria caleg menjadi hal yang bukan prioritas karena alasan - alasan lain.

[caption id="attachment_297965" align="aligncenter" width="300" caption="Partai Politik Peserta Pemilu 2014, pede mempromosikan caleg? (sbr:inter)"][/caption]

Partai butuh Caleg lebih sebagai sumber uang bukan sebagai pedongkrak popularitas.

Apa pengaruhnya suara Partai Persatuan Pembangunan (P3), ketika Angel Lelga diserang media soal tentang keintelektualannya dan masa lalunya, petinggi partai ramai – ramai mengatakan bahwa itu urusan pribadi seseorang, Ironis memang, paket yang tidak menyatu kan? Artinya apa, untuk beberapa kasus, kita melihat bahwa popularitsa partai tidak terdongkrak, namun keuntungan materil dalam jumlah yang banyak tentu didapat dari caleg – caleg tenar dan berduit.

Dana kampanye yang besar menjadi salah satu alasannya, kita baru lihat bahwa persentase dana kampanye yang berasal dari caleg memang lebih dari 50 persen, karena kepentingan ini, dan kepentingan kekuasaan pastinya, partai siap mengorbankan sisi kualitas dari calegnya.

Bukan saja cinta yang membutakan tetapi kekuasaan juga kan, mari menjadi pemilih cerdas,kalau bisa me lihat rumah dan isinya sebagai satu paket mungkin lebih baik, mari siap - siap untuk memilih..salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun