Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Instruktur (Juga) Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

4 Maret 2014   02:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan salah bunda mengandung akhirnya saya menjadi instruktur, namun itu pengabdian, begitulah kira – kira kata salah seorang intruktur senior (54 tahun) dalam sebuah diskusi, Instruktur , ya, sebuah nama yang diberikan pemerintah khususnya Kemenakertrans untuk membedakan dengan guru dari kementrian pendidikan ( walaupun di lokasi/daerah tempat pelatihan, kami juga sering dipanggil guru..hehehehe.)

Instruktur juga dinamakan karena tugasnya yang bukan saja mengajar ( teori) namun juga melatih (praktek) dengan presentasi 30 : 70 persen, Instruktur Latihan kerja, bertugas untukmengajar/ melatih masyarakat, dan pencari kerja untuk dapat memiliki pengetahuan,ketrampilan dengan sebuah harapan agar hidup mereka berubah menjadi lebih baik.

[caption id="attachment_298311" align="aligncenter" width="300" caption="Dalam keterbatasan harus senang..:)"][/caption]

Pertama kali diangkat sebagai jabatan fungsional, sebagai instruktur di daerah, saya memang berdampingan dengan instruktur senior yang memang sudah lama bertugas sebagai instruktur, beberapa cerita mengharukan pernah mereka dan saya lewati, seperti inilah sedikit cerita yang saya rangkum menjadi beberapa poin yang dialami Instruktur :

1.Instruktur (juga) mengajar di daerah yang tanpa air bersih.

Membawa peralatan dan menyiapkan bahan teori bagi daerah di pelosok NTT, ternyata beberapa instruktur pernah mengalami hidup tanpa air bersih, air sungai yang payau menjadi teman mereka selama 1 atau 2 bulan, namun namalah tugas kata mereka harus dijalani.

[caption id="attachment_298313" align="aligncenter" width="300" caption="Dalam keterbatasan harus serius..:)"]

1393823413951517647
1393823413951517647
[/caption]

2.Instruktur (juga) mengajar tanpa listrik/sinyal

Tentu listrik sangat diperlukan, namun daerah – daerah dengan listrik cuma setengah hari masih cukup banyak di NTT, kesusahan dalam menggunakan peralatan menjadi suatu permasalahan tertentu tapi itulah yang dialami, sinyal HP yang belum terjangkau pun sudah pernah dirasakan, cerita tentang naik ke atas pohon dan naik gunung/dataran yang lebih tinggi untuk mendapat sinyal menjadi cerita yang menyedihkan (walaupun diceritakan kembali dengan tertawa).

3.Instruktur (juga) tidur dengan masyarakat.

Tinggal di rumah penduduk dengan keberadaan penduduk menjadi bagian tersendiri, walaupun memang tak ada pilihan, namun ini bagian dari instruktur menjadi bagian dari masyarakat, cerita tentang tidur di rumah yang sangat sederhana, sehingga binatang liar ikut masuk ke rumah juga adalah cerita lain di balik tugas instruktur.

[caption id="attachment_298314" align="aligncenter" width="300" caption="ikut masyarakat bersihkan mata air,..."]

1393823457442485567
1393823457442485567
[/caption]

4.Instruktur (juga) mengajar tanpa ruangan yang layak.

Kebutuhan masyarakat di daerah yang tidak didukung oleh sarana prasarana yang layak juga dinikmati oleh Instruktur, menjadi cerita biasa kalau instruktur mengajar dengan/ tanpa tenda, apalgi ruangan yang layak.

Inilah memang bagian dari profesi sebagai instruktur, sebagai instruktur yang melatih masyarakat dengan tingkat pendidikan rata – rata sekolah dasar, tentu ada kesulitan tersendiri, heterogennya murid ditambah dengan keadaan daerah tempat dia membagi ilmu.

[caption id="attachment_298315" align="aligncenter" width="300" caption="ttp berikan yg terbaik bagi masyarakat "]

1393823499104438680
1393823499104438680
[/caption]

Cerita tentang ribuan orang yang telah dilatih dan beberapa sudah berhasil menjadi penyejuk dari cerita – cerita memilukan di atas, sms yang diterima dari siswa, berujar rasa terima kasih yang mendalam menjadi semangat tersendiri bagi mereka/kami,suatu tetesan edukasi yang sedikit terlupakan di negeri ini, terus mengajar Instruktur, mengajar dengan ketrampilan yang dimiliki, pengetahuan dan juga dengan hati….Semangat!!

Sbr : pelatihan di pulau terselatan Indonesia, Pulau Rote ,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun