[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Ahok : "][/caption]
Seru juga menonton Realitas Metro TV sore ini yang membahas tentang gonjang ganjing perebutan kursi Wagub DKI Jakarta dalam tema “ Kursi DKI 2 punya siapa?”.
Tayangan dimulai dengan menayangkan pelantikan 106 anggota DPRD DKI Jakarta yang terpilih dalam pileg kemarin, dan dilanjutkan dengan rapat paripurna yang dipimpin oleh ketua baru yaitu Johny Simanjuntak dari PDIP dan Wakil Ketua Muh. Taufik dari Gerindra.
Dalam rapat paripurna itu pula, diagendakan penyusunan tata tertib, termasuk rapat pengangkatan Gubernur baru di dalam rapat selanjutnya, beberapa jam setelah pelantikan gedung terlihat sepi.
Sehari pasca dilantik, langsung rapat perdana dilaksanakan diwakili 10 parpol yang lolos, suasana begitu ganjil, karena rapat Cuma dipimpin oleh Jony Simanjuntak, politisi PDI P, ketidakhadiran Muh. Taufik karena tarik ulur posisi Wagub yang belum menemui kata sepakat.
Ketika ditanya tentang hak – hak partai, Johny Simanjuntak (politisi PDI-P) dengan tegas mengatakan ini menjadi hak partai pengusung, dan Johny mengatakan jika Gerindra menganggap Wagub hak mereka,artinya mereka tidak menganggap pak Basuki adalah kader mereka, padahal ada etika politiknya, dan menurut Johny itu hak PDI-P untuk menjadi Wagub.
Kelihatan jelas bahwa tercium aroma persaingan setelah Pilpres kemarin telah menjalar ke arena perebutan kursi Wagub DKI Jakarta karena ketika Tim Realitas mewawancarai M. Taufik ketua Gerindra DKI.
Sebaliknya Muh. Taufik politisi Gerindra mengatakan bahwa dia cuku heran karena orang begitu ngebet bicara posisi Wagub sekarang, padahal dewan itu banyak tugas dan agendanya pengurusan lain – lain setelah itu baru membahas surat pengunduran diri Jokowi dulu, lalu ke kemendagri, setelah itu baru ada pembahasan.
Dan M. Taufik juga menjelaskan bahwa tak ada jatah – jatahan di dalam peraturan,yang diatur adalah calon diusulkan oleh partai pengusung dan dipilih oelh DPRD,dan partai pengusung itu salah satunya adalah Gerindra, walaupun belum membahas nama namun M. Taufik mengatakan siap jika diperintath oleh partai.
Menjadi berlarut – larut karena jika dilihat dari komposisi anggota yang ada di DPRD DKI Jakarta maka 57 kursi untuk Koalisi Gerindra, sedangkan PDIP dengan 49 kursi, sehingga jelas kalau tidak mengikuti etika politik maka Gerindra bisa saja meraih kursi tersebut lewat voting anggota DPRD.
Di sisi lain, Bursa calon nama mulai bermunculan, berbagai nama turut meramaikan suhu politik, beberapa nama yang keluar dari PDI – P, antara lain Boy sadikin (putra ali Sadikin), Djarot Syaiful Hidayat (mantan Walikota Blitar), Bambang DH (mantan walikota sby), Rieke Diah Pitaloka (Anggota DPR RI), sayangnya tim realitas belum bisa menemui Boy Sadikin untuk dikonfirmasi, sedangkan nama – nama yang terdengar dari Gerindra yaitu selain M.Taufik juga ada M. Sanusi anggota DPRD DKI.
Diluar partai maka nama Teten Masduki menguat menurutSit Zuhro (pengamat Politik LIPI),Teten akan mempermudah kerja Ahok ketika dia menjadi Wagub nantinya, terutama jika arahnya ke pemberantasan Korupsi,
Tim Realitas juga mengkonfirmasi tentang Kursi DKI 2 ke Ahok , Ahok ketika diwawancarai mengatakan PDIP menginginkan kedua calon dari PDI-P, Gerindra maunya satu – satu, Ahok mengatakan itu urusan kedua partai, dia sendiri berpikir jika belum dapat titik temu antara keduaanya maka tidak akan selesai - selesai, Ahok juga menambahkan bahwa yang penting calonnya adalah orang yang mau bekerja keras dan taat kontistuen.
Tim Realitas ketika meminta pendapat masyarakat DKI tentang calon Wagub mereka, mayoritas dari mereka memang mengharapkan Wagub berasal dari orang non partai sehingga tidak ada beban politik yang harus dipikul.
Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro menambahkan yang penting orang yang mempunyai chemistry untuk bekerja dengan Ahok, karena akan bekerja untuk3 tahun ke depan dengan beban yang masih belum terselesaikan dengan berbagai persoalan di Ibu Kota, dan jika memang harus dari partai politik, politiknya harus berakhir ketika menjadi pemimpin karena dia sudah menjadi pemimpin rakyat.
Sampai mana Bola panas ini akan bergulir dan berhenti, tentu rakyat DKI berharap ada solusi terbaik untuk masalah ini, karena problem seperti kemacetan, banjir, kekumuhan di ibu kota sampai sekarang belum benar – benar terselesaikan….
Salam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H