4. Bali - Nusa Tenggara: Denpasar - Mataram - Kupang
5. Sulawesi: Regional Makasar - Palu, Regional Manado - Gorontalo - Kendari
6. Maluku Papua: Regional Maluku Utara - Ambon, Regional Papua Sorong dan Papua Barat, Regional Jayapura dan Papua Timur
Tinjauan wilayah di atas sekadar contoh yang berdasarkan kedekatan namun perlu pendalaman untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh demi sinergi dan kolaborasi pada masing-masing regional yang kemudian mewujud menjadi aglomerasi.Â
Sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi, kawasan perkotaan perlu ditumbuh-kembangkan tidak hanya memperhatikan urbanomika tetapi menghadirkan kelayakhidupan (liveability) yang mencakup aspek perekonomian, aspek sosial dan lingkungan; serta tentunya pelayanan publik yang erat dengan infrastruktur dan hunian bagi masyarakat. Sementara pada aspek perekonomian dan sosial erat berkaitan dengan lapangan kerja dan pendapatan serta masalah komunitas dan hidup bersama.Â
Pada aspek lingkungan perlu perhatian akan tantangan perubahan iklim yang menghadirkan fenomena kekeringan (drought) atau banjir (flood) serta realitas kawasan perkotaan yang berkontribusi 70% terhadap efek rumah kaca dan emisi (WEF Report).Â
Pertambahan populasi pada kawasan perkotaan akan hadirkan tantangan yang dikenal sebagai Efek Malthus seperti pada Peraga-6, terutama pada masalah penyediaan (supply) pangan, energi, dan air bersih dengan mengambil contoh pada kawasan Greater Jakarta.
Pertambahan penduduk akan mengakibatkan pertumbuhan pesat pada kebutuhan pangan, energi, dan air sehingga penyediaan dan pemenuhannya yang secara keseluruhan akan berkaitan dengan erat dengan Tata Kelola (Governance) kawasan perkotaan; kegagalan dalam penanganan akibat mengakibatkan krisis yang diprakirakan terjadi pada pertengahan dekade 2030an.Â
Dalam penyelenggaraan layanan publik aspek fiskal menjadi Critical Success Factors (Faktor Keberhasilan Kritikal) yang tidak semata pada peningkatan sisi pendapatan tetapi pada kreasi dan kondusivitas kegiatan perekonomian yang mampu memberikan lapangan kerja dan pendapatan.Â
Dalam hal kawasan perkotaan yang menjadi main-stream adalah sektor ekonomi services (pelayanan)Â bukan lagi sektor primer (pertanian dan pertambangan) atau sektor proses dan manufacturing serta berbagai industri yang berada pada lingkungan luar kawasan perkotaan. Dengan demikian kreativitas dan inovasi dalam pengembangan sektor pelayanan atau services menjadi faktor kunci.