Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bingkai Politik - Ekonomi - Sosial - Teknologi Bukan Sekadar Legacy atau Mimpi

24 April 2024   14:51 Diperbarui: 25 April 2024   11:04 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraga-1 : Crisis by Decade - Arnold M

Adagiumnya mengatakan penggunaan teknologi akan memperbaiki produktivitas dan mendorong pertumbuhan namun pada kenyataannya tidak demikian. Lantas bagaimana evolusinya berlanjut kelak ? Jawaban jujur: Entahlah !

Melangkah dengan Tatapan Ke Depan

Diksi Tatapan Ke Depan bermakna intelligence dan sebagai upaya menggambarkan dan memetakan apa yang kelak akan terjadi - bukan sekedar meramalkan. Dengan tatapan tersebut disusun skenario yang agile dan mampu mengadopsi perubahan yang terjadi pada lingkungan.

Dalam lingkup Indonesia lolos dari Perangkap Pendapatan Menengah selayaknya menjadi visi dan tujuan bersama. Namun telah disebutkan di atas untuk dapat melewati threshold / titik batas pendepatan menengah serta masuk ke rentang pendapatan tinggi (High Income) dibutuhkan pertumbuhan ekonomi pada rentang 7,5% - 8% yang merupakan lompatan dari rerata pertumbuhan medioker pada kisaran 5% yang dalam satu dekade terakhir.

Bukan mengecilkan kemampuan pemerintahan yang baru, tetapi perlu susun skenario yang tepat dan akurat bukan sekedar melakukan proses perencanaan - penganggaran - pembangunan - pemantauan - pengendalian yang seperti biasa dilakukan tetapi yang berketahanan - berkelanjutan - beragilitas; dengan memperhatikan bingkai Politik Ekonomi Sosial Teknologi bukan semata berharap pada legacy atau warisan atau buaian mimpi. Semoga. 

Arnold Mamesah - 24 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun