Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pelangi Ekonomi dalam Kesuraman Global

8 Februari 2024   23:06 Diperbarui: 9 Februari 2024   08:47 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Tekanan pertumbuhan ekonomi yang erat kaitannya dengan penurunan investasi

2. Tekanan lapangan kerja sehingga meningkatkan pengangguran (unemployment); hal ini terjadi akibat minimnya investasi

3. Gelombang inflasi yang terus berlangsung yang berakibat Bank Sentral berupaya mengendalikannya dengan menaikkan suku bungan pinjaman. Faktanya kenaikan suku bunga tidak mampu menjinakkan inflasi (contoh kenaikan FED Effective Rate tidak meredakan gejolak inflasi di US); namun minat investasi turun sehingga dalam waktu panjang akan kembali menekan pertumbuhan.

4. Tekanan hutang yang merupakan bahaya laten bagi negara yang harus berhutang untuk menutupi defisit anggaran. Selain negara, korporasi mengalami tekanan hutang yang berdampak diambil alih atau bangkrut jika gagal memenuhi kewajiban hutannya.

Selain hal yang disebut di atas, negara yang mengandalkan perdagangan komoditas juga mengalami tekanan pendapatan akibat penurunan harga dan pasokan yang berlebihan. Kondisi ini akan menimbulkan fenomena positive feedback karena penurunan harga komoditas akan menurunkan pendapatan ekspor yang berimplikasi penurunan impor. Gejala demikian dapat dipandang sebagai Deflationary Spiral dengan pasokan berlebihan akan menekan harga dan jika terus berlangsung akan terjadi Efek Domino (Peraga-4) berimplikasi global recession dan krisis yang menular.

Peraga-4 : Efek Domino - sumber : Arnold M
Peraga-4 : Efek Domino - sumber : Arnold M

Dengan memahami kondisi bahwa corona virus tidak tidak akan berakhir dan mutasinya terus berlangsung (lihat Peraga-5) berarti versi mutasi yang berkelanjutan dari Corona Virus akan datang entah dalam bentuk endemi atau bahkan pandemi.

Peraga-5 : Corona Virus & Mutation - source : Arnold M
Peraga-5 : Corona Virus & Mutation - source : Arnold M

Serangan lanjutan dari corona virus dapat disebut sebagai Pandemi Disease-X dengan pola kemunculan yang tidak dapat diduga seperti halnya infeksi COVID-19 yang hingga kini tidak ada kesimpulan terhadap sumber tularannya. Belajar dari kemunculan terdahulu seperti Flu Hongkong (dekade 1950-1960) - HIV/AIDS (dekade 1980) - SARS (Severe Accute Respiratory Syndrome : 2002/2003) - Swinde Flu (2009) - Ebola (2013) - COVID-19 (2020) maka dalam dekade 2030 ini pandemi akan muncul kembali.

Efek ledakan utang akan bergejolak pada pasar saham dan pasar uang. Merujuk pada tularan Krisis Asia dekade terakhir abad XX, contagion effect Great Depression 2008 dan Krisis Pandemi 2020 maka Krisis pada dekade ini diprakirakan akan muncul pada kisaran 2028 - 2030. Dari catatan Krisis Asia, Great Recession, Pandemi COVID-19 belum ada tindakan preventive atau pre-emptive terhadap kemungkinan Krisis Dekade yang akan terjadi; demikianlah kesuraman dunia yang ada dimuka.

Tematik Ekonomi Pasca Pilpres 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun