Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengarusutamakan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Perkotaan Indonesia Pasca Jokowi

16 Januari 2024   23:17 Diperbarui: 17 Januari 2024   11:53 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
25 Kawasan Perkotaan Indonesia - Arnold M

Ekologi : Perubahan iklim dan emisi karbon mempunyai implikasi terhadap kehidupan manusia ancaman kekeringan & banjir (dghought & Flood) dan bencana alam serta pandemi dengan frekuensi yang semakin meningkat.

Legal / Hukum : Tidak hanya mengacu pada hukum formal tetapi hukuman publik; saling sepakat dan menuju kesepakatan akan menjadi pilihan dalam lingkungan yang dikenal sebagai masyarakat madani (Civil Society)

Menatap ke depan dengan 7 (tujuh) faktor di atas termasuk disrupsi teknologi, gelombang baru perekonomian, perilaku masyarakat dan mobilitas, perilaku masyarakat, tantangan lingkungan hidup termasuk perubahan iklim, emisi karbon dan polusi maka menjadi suatu keharusan bahwa pembangunan dan penyediaan Infrastruktur Indonesia Pembangunan harus selaras dengan perubahan lingkungan yang terjadi serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat semakin meningkat; sementara di sisi lain berhadapan dengan realitas yang dikenal dengan Kendala / Keterbatasan Fiskal yang tidak dapat dihindari.

Dengan penjabaran berbagai kemungkinan dan kombinasi ketujuh faktor tersebut maka ditetapkan tiga skenario ke depan:

  • Skenario Garuda : melakukan pengembangan berdasarkan langkah-langkah yang tepat dan progresif, demi mencapai tujuan dan target dengan penanganan kendala 
  • Skenario Kupu-Kupu : transformasi dan perubahan secara bertahap sementara perbaikan dilakukan untuk memperkuat tata kelola dan implementasi
  • Skenario Bunglon : mengadopsi dan beradaptasi dengan lingkungan karena kondisinya tidak menentu dan banyak ketidakpastian terjadi di sepanjang jalan

Pemilihan skenario dapat berubah seiring waktu untuk memastikan tujuan tercapai.

Untuk bisa melewati jebakan pendapatan menengah, diharapkan sebelum tahun 2045 Indonesia bisa melewati ambang batas pendapatan menengah per kapita sekitar USD 25 ribu. Pada tahun 2022, GNI per kapita Indonesia adalah sekitar USD 4,7K (BPS 2023).

Dengan menerapkan skenario di atas dan formula CAGR (Compound Annual Growth Rate) yang tumbuh berdasarkan pertumbuhan ekonomi saat ini maka proyeksi GNI Per Kapita adalah seperti Grafik-1 di bawah ini.

Peraga-2 : Proyeksi Pendapatan Per Kapita - Arnold M
Peraga-2 : Proyeksi Pendapatan Per Kapita - Arnold M

Dengan melihat perubahan pada rentang pendapatan menengah yang terus bertumbuh, untuk dapat melewatinya diperlukan pertumbuhan pada kisaran 8% agar pada 2045 berada di atas rentang dan masuk Pendapatan Tinggi (High Income). Dari grafik di atas, tahun 2030 menjadi tonggak penting menuju Indonesia 2045 sehingga perlu ditetapkan langkah-langkah dan tahapan yang komprehensif agar dapat masuk dalam rentang pendapatan tinggi. Hal ini merupakan tantangan yang besar karena mencapai pertumbuhan tinggi memerlukan investasi masif dan ketersediaan infrastruktur.

Pertumbuhan Endogen dan Pembangunan Infrastruktur

Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, teori pertumbuhan endogen yang dipaparkan oleh Paul Romer (Noble Laureate 2018-Peraga-3), akan menjadi pertimbangan atau labndasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun