Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Dalam Sentra Gravitasi Global

25 Januari 2018   18:24 Diperbarui: 26 Januari 2018   01:37 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GDP Growth Asia-3 Japan US - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : OECD

Asia Sebagai Sentra Gravitasi Global

Merujuk pada sebaran global (IMF - 2016), 58% penduduk berada di wilayah Asia & Pasifik; sehingga layak jika disebutkan bahwa Asia merupakan pasar potensial juga produksi alias Sentra Gravitasi Global. 

Jika dikaji lebih jauh, tiga gugus utama Asia adalah Asia Timur (East Asia), Asia Selatan (South Asia), dan Asia Tenggara (South East Asia); sebaran penduduk pada tiap gugus diberikan pada Peraga-1.

Asia Pacific Population - koleksi Arnold M.
Asia Pacific Population - koleksi Arnold M.
Dari sisi tren pertumbuhan, tiga perekonomian yaitu India (Gajah), China (Panda), dan Indonesia (Garuda) (untuk pemahaman metafora Panda, Gajah, Garuda klik di sini) berada di atas 5%, lebih tinggi dari rerata pertumbuhan ekonomi global yang berkisar 3.2%. 

Gambaran perbandingan antar gugus diberikan pada Peraga-2.

Indonesia Dalam Sentra Gravitasi Global
Indonesia Dalam Sentra Gravitasi Global
Berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Bank Dunia dan kajian World Economic Forum yang dipublikasi pada 30 Oktober 2017, kontribusi negara-negara terhadap pertumbuhan ekonomi global masih didominasi China dan USA, seperti disajikan pada Peraga-3.

Countries and Region Contribution to Global GDP - koleksi Arnold M.
Countries and Region Contribution to Global GDP - koleksi Arnold M.
Dari peraga ditunjukkan bahwa kontribusi perekonomian Panda besarnya 35.2%, Gajah pada 8.6%, serta Garuda pada 2.5%; secara agregasi ketiganya berkontribusi sebesar 46% terhadap pertumbuhan perekonomian global (diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto berdasarkan harga yang berlaku atau GDP - Gross Domestic Product dalam USD).

Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Global

Secara triwulanan (Quarterly), gambaran pertumbuhan pada perekonomian Panda, Gajah, Garuda, Jepang (Samurai), US (Paman Sam) diberikan pada Peraga-4; dengan catatan untuk Triwulan-4 angka pertumbuhan berdasarkan prakiraan kecuali perekonomian Panda.

GDP Growth Asia-3 Japan US - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : OECD
GDP Growth Asia-3 Japan US - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : OECD
Dari Peraga-4 dapat dilihat bahwa tren pertumbuhan Panda, Gajah, Paman Sam (US) turun, sedangkan Samurai naik; sementara tren pertumbuhan Garuda sejak Triwulan-2 2016 menunjukkan kenaikan walaupun masih berada di bawah 5.1%. Dengan pendalaman analisis korelasi, pertumbuhan Garuda selaras dengan Samurai (dengan faktor hampir 0.4).

Untuk memahami situasi perdagangan global, yang erat dengan jargon globalisasi, diberikan gambarannya pada Peraga-5 untuk masa Pasca Krisis Keuangan Global 2008.

Trade and GDP Growth and Ratio - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : Trade - WTO, GDP - IMF (dengan pengolahan).
Trade and GDP Growth and Ratio - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : Trade - WTO, GDP - IMF (dengan pengolahan).
Pasca Krisis Financial Global tren pertumbuhan perdagangan global turun; bahkan pada 2015 dan 2016 negatif. Jika pertumbuhan perdagangan global dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global, sejak 2012 didapatkan angka lebih kecil dari 1 dan bahkan negatif. Dengan mencermati indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa perdagangan global bukan pendorong utama pertumbuhan setidaknya hingga 2017. Kenaikan pertumbuhan perdagangan pada 2017 (diprakirakan berada pada kisaran 2.4%), lebih disebabkan dari penurunan pada 2015 dan 2016.

Kepak Perekonomian Garuda

Pada artikel : "Skenario Hadapi Ancaman Krisis Global" (artikel lengkap klik di sini), diberikan prakiraan pemicu krisis global dalam 2 (dua) tahun ke depan yaitu : Efek Tularan Utang (Eropa Selatan), Goncangan pada Bursa Saham US, Ledakan Utang (Private) China, Letusan Gelembung Usaha Rintisan (Start Up), dan Krisis (Konflik) di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sementara dalam memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia, para pemegang kebijakan fiskal (Kementerian Keuangan termasuk Kementerian Koordinator Ekonomi) dan moneter (Bank Indonesia) memposisikan perdagangan global sebagai andalan untuk mendorong pertumbuhan dengan merujuk pada kinerja perdagangan 2017 yang memberikan surplus hingga USD 11.8 Miliar. Faktor peningkatan investasi infrastruktur tetap menjadi harapan serta peningkatan konsumsi masyarakat. Trumponomics (kebijakan perekonomian Presiden US Donald Trump) pada perekonomian Amerika (US) termasuk dampak kebijakan "cut tax", dipandang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika sehingga berpengaruh pada perekonomian global. Agar memahami lebih dalam, Peraga-6 memberikan gambaran perekonomian US.

US Budget and Trade Deficit - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : US FRED
US Budget and Trade Deficit - koleksi Arnold M. | Sumber informasi : US FRED
Berdasarkan Peraga-6, tren nilai tukar mata uang Dolar Amerika (USD) terhadap mata uang utama global (Major Currencies : Euro, Japan Yen, GB Pound), berdasarkan indeks perdagangan (Trade Weighted USD Currency Exchange Index) turun, demikian juga dengan mata uang lainnya; dengan kondisi penurunan indeks diharapkan akan dapat meredakan atau mengurangi defisit perdagangan.

Pada kenyataannya dalam perdagangan global US masih mengalami defisit pada kisaran USD 45 Miliar per bulan. Sementara tren defisit anggaran belum berbalik arah menuju keseimbangan dan cenderung bertambah. Ditambah dengan kebijakan "cut tax", defisit anggaran US akan meningkat sehingga menambah tekanan pada beban utang serta berpotensi menimbulkan gejolak. Situasi perekonomian US yang rentan seperti juga China, akan berpotensi menghadirkan tekanan terhadap perekonomian Indonesia karena sekitar 25% pasar ekspor Indonesia adalah US dan China.

Dengan memahami kondisi perdagangan global yang dan rentan, Orkestra Infrastruktur tetap menjadi pilihan utama; dan hal ini memerlukan keberanian serta sikap progresif dalam defisit anggaran pemerintah. 

Sementara peningkatan relasi dengan perekonomian yang menunjukkan peningkatan seperti Jepang dan Korea Selatan termasuk bergabung ke dalam Trans Pacific Partnerhip-11 (CPTPP : Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific Partnership) perlu segera menjadi fokus termasuk memperluas perdagangan dengan basis FTA (Free Trade Agreement) antar negara; tanpa mengandalkan skema perdagangan bebas semata.

Arnold Mamesah - 25 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun