Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ikhtiar Perekonomian Indonesia, Tiga Tahun Usai dan Kelak dalam Norma Baru Global

30 Oktober 2017   01:13 Diperbarui: 1 November 2017   10:36 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikhtiar Perekonomian Indonesia - koleksi Arnold M.

Indonesia Exim Balance - koleksi Arnold M.
Indonesia Exim Balance - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : World Trade Organization (dengan pengolahan)

Setelah mengalami defisit pada 2012 - 2014, perdagangan global Indonesia mengalami surplus sejak 2015 dan diproyeksikan pada 2017 akan mencapai kisaran USD 13 Miliar.

Sementara gambaran trend inflasi (year on year), indeks nilai tukar mata uang Rupiah, dan cadangan devisa diberikan pada peraga di bawah ini.

Peraga-5 : Tren Inflasi, Indeks REER, Cadangan Devisa

Inflation REER Index Forex Reserve - koleksi Arnold M.
Inflation REER Index Forex Reserve - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Inflasi & Cadangan Devisa : Bank Indonesia; Indeks REER : Bank for International Settlement.

Peraga-5 menunjukkan bahwa tren inflasi turun dan tren indeks REER naik berkaitan dengan apresiasi mta uang Rupiah (IDR). Dengan kondisi surplus perdagangan seperti diberikan pada Peraga-4 dan aliran masuk dana investasi portofolio (FPI : Foreign Portfolio Investment), wajar cadangan devisa meningkat dari USD 111 Miliar pada akhir September 2014 menjadi USD 129 Miliar pada akhir September 2017.

Pada awal 2017 sering disebut 3 (tiga) faktor global yang akan berefek pada perekonomian Indonesia masing-masing Efek Trump, Rebalancing China, dan Brexit. Dalam artikel : "Brexit, Efek Trump, "Rebalancing" Tiongkok Berdampak Negatif?" tiga hal tersebut telah dikaji dan tidak akan berpengaruh banyak bagi perekonomian Indonesia; dan kemudian terbukti dengan peningkatan surplus perdagangan. 

Dibalik angka surplus ini ada indikasi bahwa belum terjadi aliran impor barang modal untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri. Dengan demikian dapat diprakirakan aliran masuk dana investasi dari luar belum banyak mengalir; demikian juga investasi dari domestik sehingga akan mengancam pertumbuhan ekonomi terutama pertumbuhan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan.

Usai tiga tahun dengan Norma Baru Global ternyata menghasilkan kinerja yang baik dalam perdagangan yang memberikan surplus, kenaikan indeks nilai tukar berdasarkan Real Effective Exchange Rate, serta peningkatan cadangan devisa. Tetapi belum tentu kinerja demikian akan berlanjut pada tiga tahun kelak.

Arnold Mamesah - Akhir Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun