Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ikhtiar Perekonomian Indonesia, Tiga Tahun Usai dan Kelak dalam Norma Baru Global

30 Oktober 2017   01:13 Diperbarui: 1 November 2017   10:36 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Norma Baru Perekonomian Global - koleksi Arnold M.

Dengan harga komoditas yang hampir sama dengan kondisi pada 2005, negara yang mengandalkan penerimaan dari komoditas akan berada dalam tekanan yang berdampak pada defisit anggaran dan menyebabkan peningkatan utang. Situasi ini memberi efek pada negara maju dan produsen (industrial - manufacturing) yang terimbas tekanan pertumbuhan.

Kebijakan stimulus moneter Bank Sentral yang dilakukan negara maju seperti US, European Union, Jepang; tidak mampu mengangkat inflasi dan mendorong pertumbuhan perekonomian. Situasi ini merupakan gambaran Liquidity Trap dan berdampak pada dunia usaha atau korporasi yang mengalami masalah Resesi Neraca (Balance Sheet Recession).

Pada negara yang mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA), limpahan kekayaan SDA justru menghadirkan "Paradoks Kemakmuran" (Prosperity Paradox) dengan timbulnya internal konflik serta kemudian menimbulkan kemiskinan, kelaparan, dan ketidaksetaraan.

Semangat globalisasi yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh; pada akhir-akhir ini justru menghadirkan situasi sebaliknya dengan kebijakan proteksionistis dalam perdagangan. Hal yang serupa terjadi pada aliran modal, dengan penurunan aliran investasi dari negara maju kepada negara sedang berkembang atau yang membutuhkan investasi (Laporan riset McKinsey Global Institute 2017 : The new dynamics of financial globalization). 

Sedangkan yang berkaitan dengan standarisasi atau bakuan nilai tukar global, strategi IMF (International Monetary Fund) membentuk basket nilai tukar SDR (Special Drawing Right) yang mencakup 5 (lima) mata uang utama yaitu USD (Dolar Amerika - USA), Euro (European Union - Euro Area), GBP (Pound Sterling - United Kingdom), JPY (Yen - Jepang), dan CNY (Renminbi - China) masih jauh dari harapan dan nilai tukar antar lima mata uang tersebut masih berfluktuasi. 

Peraga-3 : Indeks REER Mata Uang Utama

Major Currencies Fluctuation - koleksi Arnold M.
Major Currencies Fluctuation - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank for International Settlement (BIS - REER)

Dalam masa 36 (tiga puluh enam) bukan terakhir dari Peraga-3, indeks nilai tukar berdasarkan REER (Real Effective Exchange Rate) yang diterbitkan BIS (Bank for International Setllement), USD mengalami apresiasi 9.8% dan CNY sebesar 1.7%; GBP mengalami depresiasi 11.5%, Euro sebesar 1.2%, sedangkan JPY mengalami depresiasi yang tidak berarti. Dengan kondisi tersebut, mata uang lainnya secara bilateral atau multilateral melakukan kesepakatan yang menyangkut perdagangan dan penggunaan rujukan nilai tukar dalam transaksi.

Kinerja Indonesia Dalam Gejolak Global

Agar dapat memberikan  gambaran kinerja Indonesia terhadap global, berikut ini diberikan  gambaran kinerja ekspor, impor, dan neraca perdagangan pasca Krisis  Keuangan 2008 

Peraga-4 : Tren Perdagangan Global Indonesia 2010 - 2017 (estimasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun