Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kolaborasi Demi Keberhasilan Inovasi dan Kreativitas

17 September 2017   02:20 Diperbarui: 18 September 2017   09:46 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Interaktif - Kafe BCA VII - sumber : BCA

Mencermati langkah BCA dalam mengantisipasi transformasi dan perkembangan sektor keuangan dengan menghadirkan kolaborasi dan menggandeng para pelaku usaha rintisan untuk memperkuat layanan BCA, merupakan langkah inklusi cerdas dan efisien dalam percepatan pengembangan produk serta layanan. Berinvestasi dana dalam jumlah yang cukup besar untuk usaha rintisan, merupakan wujud dari upaya inkubasi pada usaha rintisan agar mencapai tingkat kestabilan dan kemapanan usaha. Dengan langkah-langkah tersebut BCA telah melakukan integrasi upaya dan kemampuan dari berbagai sumber untuk mampu menjawab tantangan dalam kebutuhan pasar sektor finansial. Dari sudut pandang korporasi, rencana dan langkah BCA sangat stratejik dalam mengantisipasi transformasi sektor keuangan termasuk kehadiran berbagai produk dan layanan FinTeh. Dibandingkan dengan pemain lain di sektor keuangan dan perbankan, BCA sudah selangkah di muka.

Ekonomi Digital dan Infrastruktur

Dari sudut pandang perekonomian, sejalan dengan pesatnya pertumbuhan Ekonomi Digital, perlu peningkatan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam keuangan dan akses sumber dana serta perbankan (Financial Inclusion) demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari survey World Bank 2014, Financial Inclusion Index (FI Index) Indonesia 36,1 yang maknanya hanya 36,1% dari masyarakat mengakses perbankan dan sumber dana. Bandingkan dengan Singapore (96,4), Malaysia (80,7), Tiongkok (78,9), Thailand (78,1), India (53,1); yang semuanya di atas Indonesia; sementara Filipina, Vietnam, dan Kamboja masih berada di bawah Indonesia.

Dalam menuju perekonomian digital, seperti disampaikan ekonomis Faisal Basri, kondisi dan kesiapan Indonesia berdasarkan World Digital Competitiveness rendah seperti gambaran yang diberikan pada Peraga-1.

Peraga-1 : World Digital Competitiveness Ranking

World Digital Competitiveness Ranking
World Digital Competitiveness Ranking
Indonesia berada pada peringkat 59 dari 63 negara yang disurvey.

Peraga-2 : ICT Index (Information & Communication Technology Index)

ICT Index
ICT Index

Dalam hal indeks Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Index), peringkat Indonesia di bawah dan mengindikasikan kualitas infrastruktur yang belum memenuhi standar yang berlaku secara global.

Kondisi infrastruktur yang tidak memuaskan, seperti juga regulasi yang belum tersedia, selayaknya tidak menjadi penghambat dan kendala dalam pengembangan inovasi serta kreativitas. Penundaan hanya akan membuat perluasan dan peningkatan akses masyarakat terhadap perbankan dan sumber dana tidak bertumbuh sehingga kembali akan menekan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, dengan perekonomian yang bertumbuh akan berimplikasi pada peningkatan infrastruktur dalam kapasitas dan kualitas. 

Arnold Mamesah - 17 September 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun