Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Andai Matahari, Bulan, dan Bintang Bicara Kinerja Perekonomian Indonesia

13 Juli 2017   13:07 Diperbarui: 13 Juli 2017   13:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenuhan Kewajiban Utang Pemerintah - koleksi Arnold M.

Atas artikel "Ekonomi Lesu Anomali?", seorang kerabat menyampaikan pertanyaan : "Bagaimana secara sederhana memahami kondisi makro ekonomi Indonesia ?" 

Ada adagium yang berkata : "A picture is worth a thousand words"; untuk fakta perekonomian Indonesia, penyajian dalam bentuk chart dan tabel akan lebih menarik dalam memberikan gambaran daripada narasi nan panjang ibarat karangan prosa bebas.

Utang dan Perdagangan

Jika berbicara seputar utang, maka sering dikaitkan dengan retorika "Utang Membebani Anak-Cucu"' tanpa melihat pada data. 

Peraga-1 : Kondisi Pinjaman Luar Negeri

pertumbuhan-utang-jangka-pendek-59636f49feb66a4f59391472.png
pertumbuhan-utang-jangka-pendek-59636f49feb66a4f59391472.png
Sumber informasi : Bank Indonesia - SULNI

Peraga-2 : Kewajiban Utang Pemerintah

Pemenuhan Kewajiban Utang Pemerintah - koleksi Arnold M.
Pemenuhan Kewajiban Utang Pemerintah - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Kementerian Keuangan - Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Berdasarkan Peraga-1, pada akhir Triwulan-1 2017, utang valas pemerintah besarnya USD 9,6 Miliar sedangkan sektor swasta besarnya USD 44,7 Miliar. Secara sederhana rerata kewajiban yang harus dipenuhi pemerintah setiap triwulan hanya sekitar USD 2,4 Miliar sedangkan sektor swasta butuh sekitar USD 11,2 Miliar. Dari Peraga-2, kewajiban utang pemerintah, pada 2016 rasio kewajiban terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) besarnya 2,6%.

Gambaran kinerja perdagangan internasional diberikan pada peraga berikut.

Peraga-3 : Potret Perdagangan - Barang Non Jasa

Neraca Perdagangan Barang - Koleksi Arnold M.
Neraca Perdagangan Barang - Koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank Indonesia -SDDS

Peraga-4 : Potret Perdagangan Jasa

Neraca Perdagangan Jasa - koleksi Arnold M.
Neraca Perdagangan Jasa - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank Indonesia -SDDS

Peraga-5 : Potret Ekspor - Impor Migas

Defisit Migas - koleksi Arnold M.
Defisit Migas - koleksi Arnold M.
Sumber informasi : Bank Indonesia -SDDS

Dari Peraga-3, perdagangan barang memberikan gambaran surplus yang meningkat; sementara untuk perdagangan jasa pada Peraga-4 menunjukkan defisit walaupun besarannya turun. Ekspor dan impor migas pada Peraga-5 menunjukkan defisit yang meningkat pada 2016T2-2017T1 dibandingkan dengan masa yang sama tahun sebelumnya. Defisit migas ini akan terus meningkat sejalan dengan penurunan produksi dalam negeri dan peningkatan konsumsi terutama pada sektor transportasi dan industri. Perlu perhatian khusus dalam peningkatan layanan transportasi untuk penumpang dan barang agar dapat mengurangi konsumsi. Secara keseluruhan dengan memperhatikan Peraga-3, Peraga-4, Peraga-5, posisi perdagangan masih mengalami surplus.

Aliran Dana dan Nilai Tukar

Peraga-6 : Aliran Dana Masuk Modal Asing (Foreign Direct Investment)

aliran-masuk-pma-5963703ffeb66a49865645d2.png
aliran-masuk-pma-5963703ffeb66a49865645d2.png
Sumber informasi : Bank Indonesia -SDDS

Dari Peraga-6 ditunjukkan bahwa tren aliran masuk dana penanaman modal asing turun.

Peraga-7 : Aliran Dana Masuk Portofolio

aliran-masuk-portofolio-5963707c9f91ce269a7d4eb2.png
aliran-masuk-portofolio-5963707c9f91ce269a7d4eb2.png
Sumber informasi : Bank Indonesia -SDDS

Dalam aliran dana portofolio, setelah turun pada masa 2015-2016, terjadi pemulihan pada 2016-2017. Kondisi ini menunjukkan peningkatan kepercayaan pemodal; tetapi pada sisi lain dapat menjadi ancaman jika kemudian terjadi aliran keluar secara tiba-tiba sebagai akibat dari situasi yang dianggap mengancam atau timbul gejolak dan ketidakstabilan domestik.

Nilai Tukar dan Cadangan Devisa

Untuk nilai tukar digunakan indikator Real Effective Exchange Rate Index, diterbitkan Bank for International Settlemen (BIS); yang mewakili kondisi nilai tukar mata uang, kondisi inflasi domestik, perdagangan internasional (surplus atau defisit), aliran dana masuk dan keluar.

Peraga-8 : Tren Indeks Nilai Tukar Efektif Riel (Real Effective Exchange Rate)

trend-reer-596370c63cd009728663ec32.png
trend-reer-596370c63cd009728663ec32.png
Sumber informasi : BIS

Dalam masa April 2015 - April 2017 indeks REER naik 6%; indikasi ini sejalan dengan tren inflasi yang turun, surplus perdagangan yang meningkat, aliran dana masuk investasi portofolio; walaupun mengalami penurunan pada aliran dana investasi langsung. Sebenarnya dengan kondisi demikian, nilai tukar nominal (umumnya dilihat dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika atau USD) akan meningkat. Tetapi peningkatan (apresiasi) nilai tukar akan mengancam perdagangan.

Peraga-9 : Tren dan Posisi Cadangan Devisa

cadev-mei-2017-596448667a7ea525f9527e42.png
cadev-mei-2017-596448667a7ea525f9527e42.png
Sumber informasi : Bank Indonesia - SDDS

Dengan surplus perdagangan dan peningkatan aliran masuk dana portofolio, implikasinya peningkatan pada cadangan devisa yang trennya terus meningkat pada masa April 2014 hingga April 2017 (untuk masa November 2015 - April 2017 tren kenaikan lebih besar).

Peraga-peraga di atas memberikan gambaran kinerja perekonomian Indonesia dalam dua tahun terakhir. Memang masih dibutuhkan upaya dan terobosan untuk peningkatan aliran dana masuk investasi langsung (klik untuk melihat artikel : Menyingkap Hambatan Investasi); serta perhatian khusus pada "Orkestra Pembangunan Infrastruktur" yang membutuhkan dana besar serta tantangan dalam penyelesaiannya agar dapat segera dimanfaatkan. Tetapi catatan dan pengalaman masa lalu baik domestik maupun internasional menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur secara masif harus berperspektif masa depan dan akan berimplikasi peningkatan utang.

Matahari datang pada pagi hari memancarkan terang, bulan dan bintang menambah keindahan malam; demikianlah perekonomian Indonesia

Arnold Mamesah - 13 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun