Jelang pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada 15 Maret 2017, banyak dugaan akan diumumkan kenaikan Fed Fund Rate. Implikasinya pada penguatan Dolar Amerika (USD) dan selanjutnya akan menekan nilai tukar Rupiah (IDR).
Berdasarkan catatan, dampak kenaikan Fed Fund Rate dalam 18 bulan terakhir diberikan pada Peraga-1.
Merujuk pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER) yang diterbitkan Bank for International Settlement (BIS), pasca Desember 2015 trend indeks REER USD, Rupee India (INR), Renminbi China (CNY) turun sedangkan Rupiah (IDR) naik. Sementara, pasca kenaikan kedua pada Desember 2016, INR turun, sedangkan USD, CNY, dan IDR naik.
Kenaikan Fed Fund Rate akan ditentukan FOMC dengan memperhatikan kondisi makro ekonomi US; Peraga-2 memberikan gambaran.
Pada sisi lain, kenaikan Fed Fund Rate yang berimplikasi penguatan USD akan memberi tekanan pada defisit perdagangan US seperti gambaran Peraga-3.
Selaras dengan trend penguatan indeks IDR, posisi cadangan devisa gambarannya diberikan pada Peraga-4.
Kenaikan Fed Fund Rate selalu disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dan Gubernur Bank Indonesia sebagai sumber gejolak yang menimbulkan demam dalam perekonomian Indonesia. Data dan fakta pada Peraga-1 dan Peraga-4; dengan memperhatikan dua kenaikan Fed Fund Rate pada Desember 2015 dan Desember 2016; memberikan gambaran kondisi sebaliknya.
Arnold Mamesah
Masyarakat Infrastruktur Indonesia - 10 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H