Faktor Pertumbuhan dan Cadangan Devisa
Pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02% memang menunjukkan trend meningkat dibandingkan 2015. Sektor konsumsi memberikan duorongan positif terhadap pertumbuhan; sedangkan investasi bertumbuh lebih rendah. Gambarannya diberikan pada Peraga-1.
Peraga-1 : Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi 2014 - 2016
Dari Peraga-1, kontribusi belanja pemerintah turun sebagai dampak dari penerimaan pajak di bawah target (per 31 Desember 2016 hampir 82% dari target). Juga, realisasi investasi tidak dapat memberikan bangkitan yang berarti dan pertumbuhannya di bawah PDB. Selayaknya, porsi investasi dalam PDB didorong agar mencapai 40% khususnya demi peningkatan kualitas infrastruktur yang mencakup fisik berkaitan dengan kegiatan perekonomian, serta sosial seperti sekolah dan sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana bagi komunitas.
Berdasarkan indeks REER (Real Effective Exchange Rate), Rupiah meningkat yang maknanya antara lain nilai tukar nominal stabil, inflasi terkendali, aliran dana masuk dan keluar seimbang, serta neraca perdagangan seimbang tanpa defisit berkepanjangan. Sebagai gambaran diberikan perbandingan kinerja Rupiah dan mata uang regional Asean pada Peraga-2.
Peraga-2 : Trend Indeks REER Mata Uang Negara Asean
Dalam trend indeks REER naik, cadangan devisa Indonesia meningkat.
Peraga-3 : Trend cadangan devisa Indonesia dan China
Perlu dicermati, dari Peraga-3. cadangan devisa China yang dalam dua tahun (2015-2016) turun 20%; sementara perdagangan China selalu surplus pada masa yang sama. Fenomena penurunan ini bisa terjadi karena peningkatan investasi di luar negeri (outbound investment) atau akibat "capital flight". Kemungkinan pertama kecil  karena kondisi pertumbuhan domestik China tertekan yang menyebabkan kegiatan "outbound investment" berkurang (lihat artikel di sini). Sebaliknya, akibat tekanan domestik memberi sentimen negatif terhadap ekspektasi imbalan investasi; yang kemudian berimplikasi pada tindakan penarikan modal (capital flight). Kondisi "capital flight" China menguntungkan pasar Indonesia. Tetapi jika kondisi ini berkepanjangan akan berpotensi "financial crisis" pada China. Tularannya (contagion effect) akan merambat ke Asean karena beberapa negara sangat bergantung pada pasar China.Â
Potret Perdangangan Global Indonesia
Mitra utama perdagangan Indonesia antara lain USA, European Union (EU), Jepang, Asean, dan China; neracanya diberikan pada rangkaian peraga berikut ini.
Peraga-4 : Neraca Perdagangan Indonesia - USA
Peraga menunjukkan trend surplus Indonesia terhadap USA meningkat.
Peraga-5 : Neraca Perdagangan Indonesia - European Union
Walaupun trend surplus 2010 - 2016 turun tetapi pada 2014-2016 telah berbalik naik.
Peraga-6 : Neraca Perdagangan Indonesia - Jepang
Peraga-7 : Neraca Perdagangan Indonesia - Asean
Peraga-8 : Neraca Perdagangan Indonesia - China
Defisit perdagangan Indonesia terhadap China besar walaupun pada 2016 sedikit berkurang; sementara ekspor belum menunjukkan peningkatan berarti. Hal ini mengindikasikan permintaan (demand) di China belum meningkat dan terjadi "oversupply". Keadaan demikian memaksa China untuk meningkatkan ekspor dengan berbagai upaya agar dapat mengurangi tekanan pada perekonomian domestiknya.
Dari gambaran kondisi neraca perdagangan pada Peraga-4 hingga 8; surplus perdagangan Indonesia 2016 lebih baik dibandingkan 2015.
Trump Effect
Lantas apakah Trump Effect alias Trumponomics akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia ? Kajiannya dapat dilihat dalam artikel : "Kecoak Trumponomics" dalam Konflik SMI dengan JP Morgan"; tetapi gambaran Top-10 defisit perdagangan US 2016 akan menjadi pertimbangan penting demi menekan defisit US.
Peraga-9 : Top 10 Defisit Perdagangan US 2016
Memperhatikan daftar Top-10 China dan Mexico dalam posisi "vulnerable" sedangkan dari Asean akan ada dampak bagi Vietnam, Malaysia, dan Thailand; sementara negara-negara European Union juga Ireland serta S. Korea tidak akan terlalu dimasalahkan.
Ada hal yang menarik jika mengkaji pergerakan indeks REER US dan Indonesia pada 2015-2016 seperti pada peraga berikut ini.
Peraga-10 : Trend Indeks REER US dan Indonesia
Arnold Mamesah - 11 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H