Tumbuh Dalam Defisit
Mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) tentang defisit dan pertumbuhan ekonomi: "Dengan Defisit Rendah, Pertumbuhan Ekonomi RI Salah Satu yang Tertinggi". Agar dapat memahami maknanya, diberikan gambaran pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto atau GDP: Gross Domestic Bruto) Indonesia dan defisit anggaran serta perbandingannya dengan negara lain yaitu India dan Turki, seperti pada Peraga-1.
Berdasarkan gambaran di atas, kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa saat fiskal digunakan untuk mendorong pertumbuhan, dibutuhkan defisit yang signifikan;Â dengan mengambil contoh anggaran India yang berada diatas 7%. Sejalan dengan pertumbuhan yang tinggi di atas 7%, rasio defisit terhadap PDB akan turun. Berkaitan dengan defisit yang kemudian ditutup dengan utang, rasio utang terhadap PDB akan turun sejalan dengan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan, seperti diberikan pada Peraga-2.
Defisit anggaran terjadi sejalan dengan upaya peningkatan pembangunan khususnya sektor infrastruktur, pangan dan energi, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Namun dalam kondisi kinerja dunia usaha yang masih dalam tekanan, penerimaan pajak juga mengalami dampaknya. Gambaran kinerja penerimaan pajak diberikan pada Peraga-3.
Fiskal Sebagai Pendorong Pertumbuhan
APBN 2017 yang besarnya sekitar 2.080 Triliun Rupiah atau sekitar 16.5% dari PDB. Dalam pengelolaan APBN perlu selalu menjaga transparansi (keterbukaan) dan bersikap "credible & prudent" (dapat dipercaya, cermat dan hati-hati). Berharap akan pertumbuhan dengan hanya mengandalkan APBN sebagai perangsang kegiatan tentu tidaklah bijak; tetapi pada sisi lain dorongan dari pihak swasta belum dapat diharapkan. Sementara pada tiga tahun terakhir (2014-2015-2016) pertumbuhan kredit investasi turun dan demikian juga dengan jumlah utang luar negeri pihak swasta; serta aliran dana investasi asing (Lihat artikel di sini).
Agar strategi fiskal sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan dapat berhasil, tidak cukup dengan bersikap "credible & prudent" tetapi harus ekspansif dan maksimumkan defisit agar kegiatan pembangunan ekonomi dapat terus meningkat demi mendorong pertumbuhan.
Arnold Mamesah - Hari terakhir 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H