Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maksimumkan Defisit Anggaran

31 Desember 2016   01:36 Diperbarui: 31 Desember 2016   01:46 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani Indrawati dan Defisit - Koleksi Arnold M. Sumber : www.kemenkeu.go.id

Tumbuh Dalam Defisit

Mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) tentang defisit dan pertumbuhan ekonomi: "Dengan Defisit Rendah, Pertumbuhan Ekonomi RI Salah Satu yang Tertinggi". Agar dapat memahami maknanya, diberikan gambaran pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto atau GDP: Gross Domestic Bruto) Indonesia dan defisit anggaran serta perbandingannya dengan negara lain yaitu India dan Turki, seperti pada Peraga-1.

GDP Growth and Fiscal Deficit - Koleksi : Arnold M. (Sumber Informasi: IMF)
GDP Growth and Fiscal Deficit - Koleksi : Arnold M. (Sumber Informasi: IMF)
Dari grafik Peraga-1 ditunjukkan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia cenderung datar pada rentang 5%-6% dengan defisit anggaran cenderung meningkat (garis merah). Sementara India tumbuh di atas 7% dengan tren defisit (garis hijau) menurun dari sekitar 7% pada 2014, diproyeksikan menjadi 5% pada 2020. Sedangkan Turki tumbuh datar pada kisaran 3% - 4% dengan defisit anggaran (garis biru) pada kisaran di bawah 2%.

Berdasarkan gambaran di atas, kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa saat fiskal digunakan untuk mendorong pertumbuhan, dibutuhkan defisit yang signifikan; dengan mengambil contoh anggaran India yang berada diatas 7%. Sejalan dengan pertumbuhan yang tinggi di atas 7%, rasio defisit terhadap PDB akan turun. Berkaitan dengan defisit yang kemudian ditutup dengan utang, rasio utang terhadap PDB akan turun sejalan dengan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan, seperti diberikan pada Peraga-2.

Koleksi : Arnold M.
Koleksi : Arnold M.
Kinerja Penerimaan

Defisit anggaran terjadi sejalan dengan upaya peningkatan pembangunan khususnya sektor infrastruktur, pangan dan energi, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Namun dalam kondisi kinerja dunia usaha yang masih dalam tekanan, penerimaan pajak juga mengalami dampaknya. Gambaran kinerja penerimaan pajak diberikan pada Peraga-3.

Koleksi : Arnold M.
Koleksi : Arnold M.
Dari grafik Peraga-3, tren Rasio penerimaan pajak terhadap PDB (garis putus kuning) turun demikian juga pada dua tahun pada 2015 trend rasio peningkatan penerimaan terhadap pertumbuhan PDB turun walaupun pertumbuhan meningkat. Gambaran ini mengindikasikan adanya kegiatan perekonomian yang tidak berkontribusi dalam penerimaan pajak; atau disebut sebagai "underground economy". Sehingga perlu upaya lebih untuk menangani masalah "underground economy" agar dapat meningkatkan penerimaan pajak  (Kajian tentang pajak dan "underground economy" dapat dilihat di sini).

Fiskal Sebagai Pendorong Pertumbuhan

APBN 2017 yang besarnya sekitar 2.080 Triliun Rupiah atau sekitar 16.5% dari PDB. Dalam pengelolaan APBN perlu selalu menjaga transparansi (keterbukaan) dan bersikap "credible & prudent" (dapat dipercaya, cermat dan hati-hati). Berharap akan pertumbuhan dengan hanya mengandalkan APBN sebagai perangsang kegiatan tentu tidaklah bijak; tetapi pada sisi lain dorongan dari pihak swasta belum dapat diharapkan. Sementara pada tiga tahun terakhir (2014-2015-2016) pertumbuhan kredit investasi turun dan demikian juga dengan jumlah utang luar negeri pihak swasta; serta aliran dana investasi asing (Lihat artikel di sini).

Agar strategi fiskal sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan dapat berhasil, tidak cukup dengan bersikap "credible & prudent" tetapi harus ekspansif dan maksimumkan defisit agar kegiatan pembangunan ekonomi dapat terus meningkat demi mendorong pertumbuhan.

Arnold Mamesah - Hari terakhir 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun