Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Defisit Dorong Perekonomian Tumbuh Makin Sehat

6 September 2016   21:21 Diperbarui: 6 September 2016   21:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

G20 dan Kondisi Pasca Krisis Finansial 2008

Bagaimanakan posisi Indonesia dalam G20 dengan kondisi perekonomian global yang bergejolak, kental "New Normal" (pemahamannya klik disini) serta lanjutan imbas krisis finansial 2008 ?

Peraga-1 memberikan gambaran 20 (dua puluh) negara berdasarkan PDB (Produk Domestik Bruto atau GDP : Gross Domestic Product).

G20 GDP - Koleksi Arnold M
G20 GDP - Koleksi Arnold M
Sumber Informasi : World Bank (2015) - PDB Indonesia pada peringkat 16 sebesar USD 870 Miliar.

Berdasarkan jumlah PDB, 20 negara tersebut ( USD 58.900 Miliar) mewakili 80% PDB Global (USD 73.440 Miliar) dan sejalan dengan Prinsip Pareto.

Pada 10 Negara urutan pertama, India yang masih menikmati pertumbuhan PDB (2015)  7,5% dan China 6,9%; sementara lainnya tumbuh dibawah rerata global 3% bahkan pertumbuhan Brazil negatif; sedangkan 10 Negara selanjutnya, pertumbuhan Indonesia 4,8% merupakan yang tertinggi.

Jika dilihat dalam Milenium XXI dengan memasukkan faktor Krisis Keuangan 2008, didapatkan gambaran pertumbuhan beberapa negara seperti pada Peraga-2.

GDP Growth Pre and Post Crisis - prepared by Arnold M.
GDP Growth Pre and Post Crisis - prepared by Arnold M.
Sumber Informasi : IMF - dengan pengolahan

Dari perbandingan masa pra dan pasca krisis, rerata pertumbuhan Indonesia dan Arab Saudi naik; sementara lainnya termasuk India turun.

Defisit dan Utang

Bagaimana dengan anggaran pada masa tersebut ? Peraga-3 memberikan gambaran posisi defisit yang dialami pasca krisis finansial.

deficit-to-gdp-57ce97b421afbd5f4961e6b1.jpg
deficit-to-gdp-57ce97b421afbd5f4961e6b1.jpg
Sumber Informasi : IMF (dengan pengolahan)

Pasca krisis, Indonesia mengalami rerata defisit anggaran 2%; tetapi rerata pertumbuhan naik 0,71% dibandingkan rerata pra krisis. Defisit anggaran tersebut ditutup dengan penambahan utang. 

Apakah penambahan utang akan menimbulkan masalah pada kemudian hari ? Peraga-4 memberikan gambaran dan perbandingan.

debt-to-gdp-ratio-57ce9e4582afbd104ca0ee9d.png
debt-to-gdp-ratio-57ce9e4582afbd104ca0ee9d.png
Sumber Informasi : IMF (dengan pengolahan)

Pra krisis rasio utang pemerintah terhadap PDB 32,33%; pasca krisis dengan kondisi defisit rasio utang turun sebesar 5,08%. 

Memahami gambaran pada Peraga-2,3, dan 4, dapat disimpulkan DEFISIT dorong perekonomian tumbuh makin sehat dan rasio utang TURUN.

Rasional dalam Pemotongan Anggaran

Rasional bermakna : "menurut pikiran dan pertimbangan yang logis atau masuk akal".

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) pengemban tugas "Bendahara Negara", dalam menghadapi prakiraan negara yang tidak sesuai target, melakukan "pemangkasan belanja" (lihat artikel : Menkeu SMI, Bendahara Negara Bukan Sekadar Tukang Pangkas). Mencermati penerimaan tebusan pengampunan pajak (Tax Amnesty), wakil presiden Jusuf Kalla mengindikasikan akan ada pemotongan ketiga atau lanjutan.
Dalam pengukuran kinerja pencapaian penyerapan anggaran belanja pada kisaran 95% tergolong "Excellent"; sementara kinerja belanja pemerintah pada APBNP 2015 tercatat 90,5% seperti pada I-Account APBNP 2015 pada Peraga-5.

realisasi-belanja-apbn-2015-57cebc461597736a6c1ffdfa.png
realisasi-belanja-apbn-2015-57cebc461597736a6c1ffdfa.png
Sebagai gambaran realisasi belanja triwulanan 2016 : T1 : 18,7% - T2 :  41,5% - T3 : 67% (estimasi) - T4 : 92% (estimasi & akumulasi). Besar anggaran belanja sesuai dengan APBNP 2016 IDR (Rupiah) 2.082 Triliun; pencapaian 92% berarti realisasi belanja IDR 1.915 Triliun. Jika kemudian anggaran belanja dipangkas lagi misalnya 5%, besaran belanja menjadi 95% dikalikan IDR 2.082 Triliun atau IDR 1.978 Triliun. Dengan belanja hingga akhir 2016 sebesar IDR 1.915 Triliun, pencapaian adalah 1.915 / 1.978 atau 96,8%. 

Kinerja penyerapan anggaran belanja 96,8% jauh lebih baik dibandingkan 2015 yang hanya 90,5% bahkan di atas 95% ... Par Excellence !

Arnold Mamesah - 6 September 2016

Masyarakat Infrastruktur Indonesia - Laskar Initiatives

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun