Fenomena Kecoak
Kenapa kecoak yang dipilih sebagai judul? Kecoak selalu dianggap hewan yang menjijikan, sering muncul di tempat kotor dan jorok seperti tempat sampah yang tidak dijaga kebersihannya, tempat penyimpanan barang bekas, atau kakus (WC). Salah satu ciri kecoak adalah hewan ini akan muncul kembali walaupun telah diusir dan tempat sampah atau kakus dibersihkan.
Mirip dengan kecoak adalah kejadian yang dialami masyarakat Venezuela saat ini. Tidak terbayangkan sebagai negara yang memiliki cadangan terbukti minyak terbesar di dunia, masyarakat Venezuela mengalami kekurangan pangan. Dari diskusi bebas melalui media sosial, seorang rekan berlatar belakang industri migas nasional memberikan wawasan: Venezuela anggaran negaranya sangat tergantung dengan penerimaan dari produk dan penjualan minyak bumi.Â
Juga, penguasa terdahulu (Presiden Hugo Chavez), saat harga minyak masih booming, memberlakukan kebijaksanaan subsidi untuk seluruh kebutuhan pokok masyarakat. Kini harga minyak jatuh dan masyarakat tidak mampu lagi membeli kebutuhan pokok yang harganya "melangit", akibat pemerintah Venezuela tidak mampu lagi memberikan subsidi. Inilah bahayanya kalau memberlakukan kebijakan subsidi kebutuhan pokok.
Mungkin sangat tidak sopan jika Janet Yellen (Chairwoman The FED USA) dan FOMC (Federal Open Market Committee) disamakan dengan kecoak. Tetapi setiap signal yang disampaikan Jenet Yellen berkaitan dengan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (atau Fed Rate) akan menimbulkan gejolak pada pasar finansial dunia.Â
Kondisi gejolak atau fluktuasi nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika setiap akhir triwulan; usai pertemuan FOMC; kembali menghadirkan tudingan terhadap The Fed.
Tidak terbayangkan negeri Tirai Bambu dengan penduduk terbesar di dunia, digambarkan sebagai kumpulan kecoak; tetapi informasi penurunan pertumbuhan ekonomi (GDP : Gross Domestic Product) Tiongkok selalu membuat gejolak. Indikasi kemunculan kecoak di Tiongkok dapat dilihat dari indikator Cadangan Devisa (Foreign Reserve Exchange) seperti diberikan pada Peraga-1.
Dari Peraga-1 dapat dipahami bahwa cadangan devisa Tiongkok turun lebih 16% sejak Januari 2015 hingga akhir Mei 2016, dan indeks nilai tukar (Real Effective Exchange Rate) mata uang China Renminbi tertekan (tren turun).
Bagaimana dampak Tiongkok bagi perekonomian Indonesia sudah diberikan dalam artikel : "Nonsense - Faktor China Pada Pertumbuhan Indonesia" dan "Modal Tinggalkan China Pindah ke Indonesia"; dua artikel tersebut menunjukkan bahwa dampak kecoa China kecil. Bahkan pada sisi modal, aliran keluar dari China sebagian akan mengalir ke Indonesia.
Virus dan Gejala Demam