Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potret Perekonomian China, India dan Indonesia

16 Mei 2016   00:08 Diperbarui: 16 Mei 2016   01:03 3376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.shutterstock.com/s/eagle+flying/search.html

Potret Populasi

Panda, Gajah, dan Burung Rajawali masing-masing dimaknai sebagai representasi perekonomian China, India, dan Indonesia. Panda gemar menikmati bambu dan terkesan lamban dalam gerakan; gajah dengan belalainya cederung tidak dapat bergerak kencang; sementara burung Rajawali melesat cepat ke angkasa dan dengan kepakan sayapnya dapat terbang tinggi serta jauh.

Merujuk pada peringkat populasi penduduk dunia, 3 (tiga) dari Top-5 negara dengan penduduk terbanyak berada di Asia masing-masing China (#1), India (#2), Indonesia (#4); sementara dua lainnya adalah USA (#3) dan Brazil (#5). Gambaran pertumbuhannya diberikan pada Peraga-1.

Peraga-1: Populasi dan Pertumbuhan

 

Source : IMD Data Mapper - http://www.imf.org/external/datamapper/index.php?db=FM
Source : IMD Data Mapper - http://www.imf.org/external/datamapper/index.php?db=FM
Dari Peraga-1, dapat dipahami bahwa pertumbuhan penduduk China secara tahunan pada 0,5% sementara India dan Indonesia pertumbuhannya pada kisaran 1,3%. Dengan trend pertumbuhan tersebut, diprakirakan populasi India akan melewati China pada tahun 2022; sehingga India akan membutuhkan pangan yang lebih besar.

Dari tingkat pendapatan per kapita urutannya China, Indonesia, India pada kategori "Middle Income". 

Potret Defisit dan Utang

Meneropong perekonomian China, India, dan Indonesia, gambaran anggaran dan utang publik diberikan pada peraga berikut ini.

Peraga-2: Rasio Defisit Anggaran terhadap GDP

deficit-to-gdp-5737e4cdbb22bd070564dcd6.jpg
deficit-to-gdp-5737e4cdbb22bd070564dcd6.jpg
Peraga-3 : Rasio Utang terhadap GDP
debt-to-gdp-5737e63ba7afbd0805ddc2cf.jpg
debt-to-gdp-5737e63ba7afbd0805ddc2cf.jpg
Sumber Informasi : IMF DataMapper

Dari rasio defisit terhadap GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto), China dan India berada di atas, Indonesia dibawah ambang batas (threshold) 3%. Untuk rasio utang, India berada di atas, China dan Indonesia berada di bawah ambang batas 60%.

Dari dua peraga di atas, rasio defisit anggaran dan utang China meningkat pesat khususnya pada masa 2015 dan 2016 (proyeksi) walaupun pertumbuhan GDP sedikit di bawah 7% (2015 pertumbuhan GDP China 6,9%). Dengan demikian dapat dikonklusikan bahwa pertumbuhan utang lebih besar daripada pertumbuhan GDP.  

Anomali China

Jika ditelisik lebih dalam perekonomian China, ada fenomena menarik seperti diberikan pada peraga berikut ini.

Peraga-4 : Posisi Cadangan Devisa China

china-forex-reserve-5737ed87b47e614115b6985c.jpg
china-forex-reserve-5737ed87b47e614115b6985c.jpg
Peraga-5 : Perubahan Cadangan Devisa, Surplus - Defisit Perdagangan, Aliran Dana Investasi

forex-change-bot-fdi-5737ee6fee96734405058e56.jpg
forex-change-bot-fdi-5737ee6fee96734405058e56.jpg
Sumber Informasi :

1. Cadangan Devisa China : China State Administration of Foreign Exchange

2. Neraca Perdagangan China : National Bureau of Statistics of China

Dari Peraga-4 dan Peraga-5, posisi cadangan devisa China turun 20% pada masa Januari 2015 hingga Maret 2016; walaupun mengalami surplus perdagangan dan mendapatkan aliran masuk dana investasi. Dari kondisi ini ada beberapa dugaan antara lain bahwa China masih sangat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan investasi domestik (dan juga di luar); China melakukan "intervensi" demi menjaga stablitas nilai tukar; dan terjadi aliran dana keluar (capital outflow) dari China. Upaya peningkatan investasi domestik umumnya pada sektor infrastruktur juga industri melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara atau State Owned Enterprise) China; tetapi jika hal ini terus berlangsung akan menimbulkan kondisi "over-supply" yang berdampak pada beban utang SOE. Sementara transformasi perekonomian China berupaya meningkatkan "share" konsumsi pada GDP yang saat ini masih pada kisaran 40% (bandingkan dengan India dan Indonesia pada kisaran hampir 60% - Data World Bank); kondisi ini rentan terhadap pertumbuhan ekonomi yang mengandalkan investasi dan perdagangan global.

 Ancaman India

Kondisi perdagangan global India diberikan pada Peraga-6.

Peraga-6 : Neraca Perdagangan India Maret 2015- Maret 2016

Sumber : http://www.livemint.com/Politics/8qUZe5BwJiEEpJ4dxchSfM/Indias-March-trade-deficit-narrows-to-507-billion.html
Sumber : http://www.livemint.com/Politics/8qUZe5BwJiEEpJ4dxchSfM/Indias-March-trade-deficit-narrows-to-507-billion.html
Sumber Informasi : India’s trade deficit at a record low of $5 billion in March

Defisit perdagangan India dalam trend turun dan pada Maret 2016 mencapai USD 5.07 Miliar. Pada sisi utang, selain rasio utang (publik) terhadap GDP akhir 2015 besarnya 67,2%, utang private atau korporasi India juga mengalami tekanan. Hingga akhir Triwulan-1 2016, hampir sepertiga dari 500 pengutang terbesar korporasi India tidak mampu memenuhi kewajiban utangnya. Walaupun pertumbuhan GDP 2014 dan 2015 masing-masing mencapai 7,2% dan 7,3%, India menyimpan masalah utang baik pada sektor private juga publik.

Potret Kinerja Mata Uang

Perbandingan kinerja mata uang China, India, dan Indonesia dapat dilihat pada Peraga-7.

Peraga-7 : Perbandingan Kinerja Mata Uang Berdasarkan Indeks REER

reer-comparison-573866df5b7b61420ad6d7dd.jpg
reer-comparison-573866df5b7b61420ad6d7dd.jpg
 Sumber Informasi : Bank for International Settlement (BIS) - REER

Dari perbandingan pada Peraga-7, untuk posisi akhir Triwulan-1 2016 masing-masing dibandingkan dengan rerata sepanjang satu tahun dan Maret 2015, indeks REER mata uang China dan India mengalami penurunan tetapi kondisi sebaliknya dialami Rupiah yang mengalami kenaikan.

Potret Diri

Cadangan Devisa (Forex Reserve) Indonesia, merujuk pada catatan Bank Indonesia, pada akhir Triwulan-1 Maret 2016 besarnya USD 107,5 Miliar; sementara pada akhir Desember 2015 USD 105,9 Miliar. Neraca perdagangan selama Triwulan-1 2016 tercatat surplus sejumlah USD 1,64 Miliar, sedangkan selama 2015 surplus mencapai USD 7,52 Miliar.  Dengan kinerja Rupiah yang positif merupakan indikasi perbaikan pada landasan perekonomian.

Selain indikasi positif tersebut, perlu diperhatikan pertumbuhan kredit khususnya untuk investasi 2016 yang masih belum ekspansif. Berdasarkan kajian Bank Indonesia (Pertumbuhan Kredit Optimal), untuk mendapatkan pertumbuhan normal (seperti tahun sebelumnya) rerata ekspansi kredit pada 14,7% (batas atas 17,39%); untuk pertumbuhan tinggi rerata ekspansi kredit pada 16,7% (batas atas 22,15%). 

Posisi utang per akhir Februari 2016 diberikan pada Peraga-8

Peraga-8 : Posisi Utang Eksternal per Akhir Februari 2016 dan Perubahannya

external-debt-position-feb2016-573887e38d7a61e512d4455f.jpg
external-debt-position-feb2016-573887e38d7a61e512d4455f.jpg
Sumber Informasi : Bank Indonesia - Statistik Utang Luar Negeri Indonesia

Dari Peraga-8 utang publik tumbuh hampir 10% sementara private tanpa perubahan berarti. Ini mengindikasikan private masih berupaya untuk mengurangi beban utang dan kegiatan investasi rendah atau tidak ada. Dengan besaran ekspansi kredit investasi dan pertumbuhan utang eksternal untuk investasi juga sangat rendah, menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia masa mendatang. 

Tanpa terobosan dalam ekspansi investasi dan hanya mengandalkan investasi pemerintah maka kekuatan kepak sayap garuda menjadi percuma untuk dapat terbang tinggi serta jauh.

Arnold Mamesah - Laskar Initiatives

16 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun