Pertumbuhan PDB Triwulanan
Biro Pusat Statistik pada 4 Mei 2016 mengumumkan angka pertumbuhan PDB Triwulan I 2016 sebesar 4,92%; sebelumnya Bank Indonesia memberikan angka USD 107,5 Miliar sebagai cadangan devisa per 31 Maret 2016. Pemerintah melalui Menteri Keuangan telah menyampaikan APBN Perubahan 2016 dengan beberapa perbaikan antara lain tingkat defisit 2,5%; nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika (USD); saat ini tengah berlangsung pembahasannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Gambaran Pertumbuhan PDB Triwulanan dan Cadangan Devisa diberikan pada Peraga-1. [Sumber Informasi : Biro Pusat Statistik dan Bank Indonesia - Indikator Moneter]
Angka pertumbuhan 4,92 memang lebih kecil dibandingkan Triwulan-4 2015 yang besarnya 5,04% tetapi lebih tinggi dibandingkan Triwulan-1 2015 pada 4,73%. Jika dilihat perbandingan antara triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya, didapatkan trend positif pertumbuhan PDB (garis putus merah pada Peraga-1) yang berlangsung sejak Triwulan-3 2015. Sedangkan untuk cadangan devisa, trend positif (naik) juga terjadi sejak Triwulan-4 2015.
Indikasi positif moneter ditunjukkan pada tingkat inflasi dan nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar Amerika (USD). seperti pada Peraga-2. [Sumber Informasi : Bank Indonesia - Inflasi dan Kalkulator Kurs]
Tingkat inflasi menunjukkan kecenderungan turun; sementara nilai tukar IDR - USD mengindikasikan penguatan yang berlangsung selama Triwulan-1 2016.
Neraca perdagangan dalam Triwulan-1 2016 mencatat surplus sebesar USD 1,64 Miliar, setelah sepanjang 2015 mengalami surplus sebesar USD 7,52 Miliar.
Posisi pinjaman pemerintah diberikan pada Peraga-3 [Sumber Informasi : Kementerian Keuangan - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko.]
Dibandingkan dengan PDB, besaran pinjaman tersebut pada kisaran 27% PDB. Dari jumlah tersebut porsi SBN (Surat Berharga Negara) sebesar 77% (56,7% Rupiah, lainnya Valas) dan lainnya dalam bentuk pinjaman luar negeri.
Berdasarkan rasio, hanya Chile yang lebih kecil daripada Indonesia sedangkan negara lainnya lebih besar. Perbandingan atau rasio pinjaman terhadap PDB diberikan pada Peraga-4. [Sumber Informasi : Kementerian Keuangan - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko.]
Indikator perekonomian di atas dirangkum dengan nilai ambang (threshold) masing-masing seperti pada Peraga-5.
Dengan melihat dan mencermati indikator perekonomian pada Peraga-5, ternyata memahami kondisi perekonomian Indonesia sangat sederhana dan sebaliknya sulit untuk menyangkalnya.
Konklusi sederhana yang dapat diambil : "Kondisi Perekonomian Pada Jalur Tepat"
Arnold Mamesah - Laskar Initiatives
4 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H