Grafik-3 : Posisi Cadangan Devisa China
[caption caption="Prepared by Arnold M. Sumber Informasi : China SAFE (State Administration of Foreign Exchange)"]
Di Euro Area, dengan dorongan paket Quantitative Easing (Asset Purchase Program) European Central Bank ditambah disinsentif suku bunga simpanan (hingga negatif), peningkatan petumbuhan belum muncul sementara kondisi deflasi tetap berlangsung.Â
Dari gambaran di atas, belum ada tanda-tanda Tripolar Ekonomi Global akan segera pulih untuk menarik pertumbuhan ekonomipada kawasan lain.
Anomali Rupiah
Menarik untuk melihat kinerja mata uang Rupiah (IDR) dibandingkan dengan mata uang beberapa Emerging Markets, seperti diberikan pada Tabel-4.
Tabel-4 : Perbandingan Perubahan Indeks berdasarkan Effective Exchange Rate
[caption caption="Prepared by Arnold M. Sumber Informasi : Bank for International Settlement - Effective Exchange Rate"]
Membandingkan posisi mata uang pada Februari 2016 dengan rerata Januari 2015-Januari 2016, Rupiah naik 1,6%; mata uang China, India, Malaysia, Thailand, Turki, dan Filipina turun 1-5%, sementara lainnya, Brazil, Rusia, Afrika Selatan, turun lebih dalam pada rentang 9%-19%.
Bahana Rupiah nan perkasa bagai anomali. Dari neraca perdagangan terjadi surplus pada Januari dan Februari 2016 masing-masing USD 50,6 Juta dan USD 1.140 Juta. Surplus terjadi karena nilai impor turun lebih besar dari ekspor; sementara impor barang modal belum banyak terjadi. Sehingga sulit untuk mengatakan bahwa dana investasi asing (Foreign Direct Investment) sudah mengalir dalam jumlah yang berarti. Tabel-5 memberikan gambaran penanaman modal masa 2015.
Tabel-5 : Realisasi Penanaman Modal 2015