Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Defisit atau Utang? Bukan Dilema!

23 Maret 2016   15:23 Diperbarui: 4 April 2017   16:34 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi target "Double GDP in 10 Years" digunakan model dengan beberapa pendekatan atau asumsi. Pertama pada penambahan input khususnya investasi dengan pemahaman bahwa tambahan investasi akan membuahkan peningkatan pertumbuhan (umumnya dengan menggunakan indikator ICOR atau Total Factor Productivity). Dalam kajian World Bank, investasi infrastruktur berdampak pada defisit anggaran dan rasio utang, dalam rentang waktu 3 tahun akan memberikan dampak langsung pada peningkatan pertumbuhan. Sementara kajian IMF mengatakan bahwa peningkatan investasi akan memberikan dampak langsung berupa peningkatan permintaan (demand) yang berimplikasi pada pertumbuhan. Kedua pada ambang batas (threshold) defisit dan Debt Service Ratio (DSR), merujuk pada UU Keuangan Negara (UU Nomor 17/2003), yang mengatur: "Defisit anggaran dimaksud dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto (GDP)". Ketiga, dalam perhitungan PDB atau GDP digunakan PDB 2015 (masih estimasi), demikian juga untuk besaran utang digunakan posisi per akhir 2015.

Dengan menggunakan pemahaman di atas, pada tabel berikut diberikan milestone yang menggambarkan angka pertumbuhan dan dampak pada defisit anggaran (diasumsikan secara rerata pada tingkatan 2,5%).

Tabel 2: Model PDB Defisit dan Utang

[caption caption="Prepared by Arnold M. Sumber Informasi : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan Risiko, Kementerian Keuangan RI (dengan pengolahan)"]

[/caption]

Dalam model di atas, pertumbuhan GDP meningkat 0,5% setiap tahun. Penerimaan pajak ditargetkan terus bertumbuh sebesar 0,5% dan pembayaran kewajiban utang ditargetkan 20% dari penerimaan. Pada akhir 2015 besaran GDP: IDR 11.357 Triliun (estimasi nominal), dan pada akhir 2025 menjadi IDR 22.860 Triliun (dua kali dari akhir 2015).

Tampilan Grafik 3 memberikan gambaran model pertumbuhan di atas.

Grafik 3: Pertumbuhan GDP dan Kewajiban Utang

[caption caption="Prepared by Arnold M"]

[/caption]

Salah satu faktor yang selalu menjadi keluhan adalah inflasi yang dianggap mengurangi daya beli. Gambaran pada Grafik 4 menunjukkan bahwa defisit tidak berpengaruh pada tingkat inflasi.

Grafik 4: GDP, Defisit dan Inflasi

[caption caption="Prepared by Arnold M."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun