Kondisi perdagangan global yang mengindikasikan turunnya permintaan (demand) berdampak pada perdagangan Indonesia. Harga komoditas yang terus turun dan produk manufacturing yang semakin tertekan akibat persaingan pasar, berakibat penurunan pada pendapatan ekspor. Dengan terjadinya apresiasi nilai tukar akan menggoda peningkatan konsumsi barang impor sehingga neraca perdagangan menjadi defisit.
Kenaikan indeks harga saham gabungan dan apresiasi nilai tukar IDR yang terjadi bersifat sementara; tidak mencermikan kondisi perekonomian yang sesungguhnya. Kenaikan ini terjadi akibat aliran dana investasi portofolio (Hot Money) yang sarat spekulasi untuk mendapatkan imbalan dalam waktu singkat. Demi pemulihan dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan, sangat dibutuhkan investasi; khususnya pada infrastruktur. Jika kemudian mengalami kendala dalam mengundang partisipasi asing atau private, maka kembali kepada pemerintah harus menjadi yang utama; kebijakan ini disebut Stimulus Fiskal.
Â
Arnold Mamesah - Laskar Initiatives
8 Maret 2016
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H