Sesat Transportasi
Tidak diingkari bahwa komponen BBM berperan dalam biaya transportasi bagi masyarakat dan angkutan barang.Â
Dalam logistik atau angkutan barang, besarnya beban BBM pada rentang 30%-40%. Tetapi jika dilihat dari harga barang konsumsi (finished-goods), pengaruh BBM besarnya hanya 3% s.d. 5%. Sehingga penurunan harga BBM hingga 20% pun pengaruhnya hanya sekitar 1%. (Lihat kajian : Pengaruh BBM Terhadap Harga Barang).
Bagaimana dengan transportasi masyarakat. Sebagai gambaran diberikan perbandingan biaya hidup bulanan yang dalamnya mencakup biaya transportasi seperti pada Tabel-2.
[caption caption="Tabel-2 : Perbandingan Biaya Hidup dengan Transportasi Pribadi dan Publik (Prepared by Arnold M)"]
Model ini merupakan gambaran keluarga Bapak Udin yang bekerja di area DKI Jakarta; dengan 2 (dua) orang anak yang sekolah dan upah setara UMR besarnya Rp. 3.100.000,- (Tiga Juta Seratus Ribu Rupiah).Â
Model Pertama: Bapak Udin menggunakan transportasi pribadi (motor) ke tempat kerja; rerata beban BBM harian Rp. 15.000,-; cicilan motor per bulan sebesar Rp. 500.000,- termasuk biaya pemeliharaan. Biaya transportasi anak ke sekolah Rp. 10.000,-
Model Kedua : Bapak Udin menggunakan transportasi publik ke tempat kerja dan berlangganan termasuk untuk transportasi anak ke sekolah dengan biaya per bulan Rp. 300.000,- (bisa saja dijadikan Rp. 400.000,-) yang disediakan pemerintah. Dengan demikian tidak ada lagi biaya cicilan motor, transportasi harian kecuali biaya makan Pak Udin dan jajan anak.
Dari perhitungan pada Tabel-2 di atas, dengan transportasi pribadi akan mengalami kekurangan (defisit) sebesar Rp. 350.000,- sementara dengan menggunakan transportasi publik akan bersisa (surplus) Rp. 400.000,-.
Dari model di atas, apakah transportasi pribadi akan menjadi pilihan?
Sesat Paham akan Inflasi dan Deflasi