[caption caption="Paul R. Krugman quote on Debt - source : https://ricochet.com/tag/paul-krugman/"][/caption]
Ber-Utang itu Baik atau Debt is Good
Judul paragaraf ini mengadopsi artikel penerima anugerah Nobel Ekonomi 2008, Paul Robin Krugman (PRK), yaitu : Debt is Good. PRK menulis beberapa artikel yang membahas persoalan utang, sektor publik dan private; karena sering terjadi sesat paham sehingga muncul perdebatan pada retorika utang "mengambil hak" anak-cucu dan keturunan pada masa depan.
Dari artikel PRK : Debt is Money We Owe to Ourselves; dikutip : "The problem with private debt is that we have good reason to believe that in very wide-open financial systems people get irrationally exuberant, lending and borrowing to an extent that they eventually realize was excessive — and that there are huge negative externalities when everyone tries to deleverage at once. (Terjemahan sederhananya : Permasalahan dalam utang swasta adalah kita memiliki alasan untuk percaya bahwa dalam sistem keuangan yang sangat terbuka lebar orang "bebas" berutang, hingga kemudian menyadari bahwa tindakan tersebut berlebihan; serta akan ada dampak negatif yang sangat besar ketika semua orang mencoba untuk mengurangi (deleverage) pinjaman tersebut secara bersamaan).
Lalu, apakah yang perlu diperhatikan dalam menghadapi permasalahan utang perekonomian Indonesia ?
Utang dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan utang eksternal dan GDP (Gross Domestic Product atau PDB) perekonomian Indonesia diberikan pada Grafik-1.
Grafik-1 : Pertumbuhan GDP dan External Debt (Utang Eksternal)
[caption caption="Prepared by : Arnold"]
Sumber Informasi : Bank Indonesia - Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI)
Dari Grafik-1, pasca krisis keuangan 2008, pertumbuhan ekonomi turun dan pada 2009 mencapai sekitar 4,7%, kemudian naik mencapai 6,4%; selanjuthnya terus turun hingga mencapai 4,79 pada 2015 (trend pertumbuhan turun ini disebut masa resesi). Pada akhir 2015, porsi utang publik 24% dan private : 55% dari jumlah keseluhan utang eksternal.